Polisi Dalami Motif Tewasnya Tiga Anggota Keluarga di Pakis

Jenazah Korban diautopsi di RS Saiful Anwar. (deny/MVoice)

MALANGVOICE – Polisi masih menyelidiki kasus temuan satu keluarga yang meninggal di dalam rumah kawasan Saptorenggo, Pakis, Kabupaten Malang, Kamis (12/12). Korban berjumlah tiga orang terdiri dari suami istri dan seorang anak.

Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, mengatakan, di dalam TKP rumah tersebut dihuni empat orang. Terdiri dari ayah dan ibu, Wahaf Efendi (43), Sulikhah (40), serta dua orang anak AKE dan ARE. Kedua anak itu adalah saudara kandung yang masih berumur 12 tahun serta duduk di kelas VII SMP.

Sedangkan korban adalah Wahaf Efendi, Sulikhah dan ARE.

Baca Juga: Suami Istri dan Anak Ditemukan Meninggal di Pakis, Diduga Bunuh Diri

KPU Usahakan Ribuan KPPS di Kota Batu Tercover BPJS Ketenagakerjaan

Gandha menjelaskan kronologis kejadian itu dari beberapa saksi, menyebut pada Selasa (12/12) pagi sekitar pukul 03.30, anak korban, ARE diminta tidur bersama ayah ibu di dalam kamar.

“Ayahnya mengambil selimut dan bantal, kemudian ditanya katanya adek mau tidur sama bapak ibu,” jelas Gandha.

Kemudian pukul 08.00, anak AKE terbangun dan ingin bersiap berangkat sekolah. Namun pintu kamar terkunci dari dalam. Saat AKE menggedor pintu ada suara ayahnya yang meminta memanggil tetangga.

“Jangan masuk, panggil orang yang banyak,” imbuh Gandha menirukan penjelasan saksi.

Kemudian AKE keluar dan mencari bantuan ke tetangga sekitar rumah. Pada saat tetangga datang, pintu dalam keadaan terkunci dan terpaksa didobrak.

“Setelah pintu didorong itu baru ketahuan ayah (Wahaf) ini berlumuran darah dan ada istri serta anak di atas kasur,” lanjutnya.

Karena warga melihat Wahaf masih hidup kemudian segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun sayang nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Polisi yang mendapat laporan langsung gelar olah TKP. Sedangkan jenazah tiga korban itu dibawa ke RS Saiful Anwar. Gandha menyebut motif masih didalami sambil menunggu hasil autopsi keluar.

“Masih nunggu autopsi saran petunjuk dokter RSSA,” tegasnya.(der)