Polinema Dorong UMKM Cahaya Rasa Naik Kelas Lewat Pelatihan Produksi Jamu Kunyit Asam

MALANGVOICE– Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali hadir membawa solusi nyata bagi pelaku usaha lokal. Kali ini, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) menggelar pelatihan “Peningkatan Kualitas Produksi Jamu Kunyit Asam” di UMKM Cahaya Rasa, Dusun Nongkosongo, Desa Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang berlangsung pada 13–14 September 2025 ini dipimpin Mila Fauziyah (Teknik Elektro) bersama tim dosen Polinema: Supriatna Adhisuwignjo, Ratna Ika Putri, Anindya Dwi Risdhayanti, Wirawa, dan Annisa Fitriana (Akuntansi). Mereka juga menggandeng lima mahasiswa jurusan Teknik Elektro untuk terjun langsung mendampingi proses.

Tim PKM Polinema. (Istimewa)

Polresta Malang Kota Distribusikan 84,5 Ton Beras Murah Seharga Rp55 Ribu

UMKM Cahaya Rasa, yang dikenal dengan produk jamu kunyit asamnya, tengah menghadapi dua tantangan utama. Pertama, proses produksi masih manual, mulai dari perebusan hingga pengemasan. Kedua, sistem pembukuan usaha belum tertata rapi, sehingga sulit membedakan antara laporan keuangan produk jamu dengan produk makanan lain yang juga diproduksi.

“Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa menghambat perkembangan usaha bahkan menurunkan kapasitas produksi,” jelas Mila Fauziyah.

Menjawab tantangan itu, tim PKM Polinema menghadirkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa alat perebusan, penyaring, dan pengemasan jamu berbasis kontrol otomatis dengan metode Proportional Integral Derivative (PID). Dengan sistem ini, produksi diharapkan lebih cepat, lebih standar, dan lebih higienis.

Tak hanya teknologi, UMKM juga mendapat pendampingan manajemen usaha, khususnya pelatihan pembukuan modern agar pengelolaan keuangan lebih terarah.

Pemilik UMKM Cahaya Rasa, Ernawati, menyambut baik program ini. “Bantuan ini jadi solusi nyata bagi usaha kami. Harapannya, produksi jamu bisa lebih lancar, kualitas meningkat, dan pendapatan ikut naik,” ujarnya.

Sementara itu, Mila menekankan manfaat ganda dari program ini. “Mitra terbantu dalam peningkatan kualitas usaha, masyarakat sekitar mendapat dampak positif, dan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar langsung melalui project-based learning. Ini sejalan dengan semangat Kampus Berdampak,” terangnya.

Dengan pendampingan ini, UMKM Cahaya Rasa diharapkan bisa naik kelas, menjadi contoh bagi UMKM lain dalam pengelolaan usaha, sekaligus membuka jalan menuju pasar yang lebih luas.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait