MALANGVOICE- Politeknik Negeri Malang (Polinema) bersama Institut Asia Malang kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap penguatan desa. Selama Agustus hingga September lalu, tim dosen dari kedua kampus mendampingi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pulotondo Mulyo, Tulungagung, melalui dua terobosan: aplikasi pencatatan keuangan digital Si-BUMDes dan pengembangan usaha budidaya maggot.
Ketua tim, Annisa Fatimah, SST., MSA., menjelaskan program ini dirancang untuk menjawab dua kebutuhan sekaligus: tata kelola keuangan BUMDes yang lebih transparan dan usaha baru berbasis ekonomi sirkular.
Kolaborasi Akademisi dan Pemerintah Ciptakan Desa Maju Berdaya Saing
“Dengan Si-BUMDes, pencatatan kas masuk dan keluar hingga laporan keuangan bisa dilakukan cepat dan rapi. Sementara budidaya maggot terbukti bermanfaat sebagai pakan alternatif sekaligus solusi pengolahan sampah organik,” terangnya.
Tim berhasil merampungkan aplikasi Si-BUMDes dengan modul pencatatan yang sederhana namun sesuai standar akuntansi. Titania Dwiandini, S.Kom., M.Kom., penanggung jawab bidang IT, menekankan aplikasi ini dibuat agar mudah dipakai pengelola BUMDes meski tanpa latar belakang teknologi.
Fathimatus Zahro Fazda Oktavia, S.ST., M.Sc., yang membidangi akuntansi, menambahkan bahwa standar pencatatan sederhana memudahkan semua pihak memahami laporan. Hasilnya, pengelolaan dana desa bisa lebih transparan dan akuntabel.

Selain digitalisasi, tim juga mengawal uji coba budidaya maggot. Dari rak budidaya yang dikembangkan bersama warga, berhasil dipanen 3 kilogram maggot perdana—sekitar 25% dari kapasitas. Usaha ini tak hanya menjanjikan tambahan pendapatan, tetapi juga membantu mengatasi persoalan sampah organik rumah tangga.
Ketua BUMDes Pulotondo Mulyo, Muhammad Hanan, mengapresiasi pendampingan yang diberikan.
“Selama ini pencatatan masih manual, jadi aplikasi ini sangat membantu. Usaha maggot juga memberi peluang baru bagi desa, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Sepanjang program, tim menggelar pelatihan, FGD, hingga praktik langsung. Warga terlihat antusias, baik saat mencoba aplikasi keuangan maupun saat belajar budidaya maggot. Selain pengetahuan teknis, mereka juga memahami pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola BUMDes.
Manfaat program ini terasa ganda: keuangan desa lebih tertata, lingkungan lebih bersih, dan peluang usaha baru terbuka. Ke depan, hasil kegiatan akan dibukukan dalam artikel ilmiah serta modul praktis agar bisa ditiru oleh desa-desa lain di Tulungagung dan sekitarnya.
Bagi Polinema, kegiatan ini menjadi bukti komitmen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian masyarakat. Dosen dan mahasiswa tak hanya berbagi ilmu, tetapi juga menghadirkan solusi nyata bagi desa.(der)