Pokdarwis dan Ibu-ibu Desa Wisata Podokoyo Diberi Pelatihan Public Speaking dan Pembuatan Donat Kentang

Pelatihan public speaking kader Pokdarwis Desa Wisata Podokoyo. (istimewa)

MALANGVOICE – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Podokoyo, Tosari, Kabupaten Pasuran diberi pelatihan peningkatan kapasitas public speaking dari tim 695 MMD Universitas Brawijaya (UB).

Bertempat di Balai Desa Podokoyo, Ahad (16/7), puluhan kader Pokdarwis mendapat pelatihan eksklusif dari dosen sekaligus praktisi, Anak Agung Ayu Mirah dan mahasiswa UB.

Ketua Tim Hibah MMD Desa Podokoyo, Tri Mega Asri, mengatakan, pelatihan ini betujuan untuk meningkatkan kapasitas puluhan kader Pokdarwis di Desa Wisata Podokoyo. Apalagi desa ini meraih penghargaan Juara I Lomba Wisata Desa Award (WDA) tingkat Kabupaten Pasuruan pada tanggal 29 Maret 2019.

Baca Juga: Tips Back To School dengan #Cari_Aman Berkendara

Henny Salon Buka Cabang Ketiga dan Launching EL-CZ Beauty

Pelatihan public speaking Pokdarwis Desa Wisata Podokoyo. (istimewa)

“Kami ingin di sini tidak hanya mengandalkan wisatanya saja, tapi juga orang-orang sekitar harus nemiliki skill tambahan untuk mendukung wisata yang sudah ada. Termasuk kami bantu branding sosial media,” kata Tri Mega Asri.

Para kader Pokdarwis Podokoyo ini diajari bagaimana menghadapi wisatawan, mulai menyambut kedatangan sampai melayani komplain. Semua itu harus dilakukan dengan gestur, kata, dan voice yang sudah diajarkan.

“Mereka harus lebih sopan menyapa kustomer, lebih ramah lagi dengan mewarakan bantuan. Produk knowledge mereka juga harus bertambah,” imbuhnya.

Perancangan dan Penerapan Marketing Branding Desa Wisata dan Produk Unggulan sebagai Bentuk Upaya Peningkatan Perekonomian Warga Desa Podokoyo dengan pelatihan membuat donat kentang. (Istimewa)

Selain pelatihan public speaking, kelompok 695 MMD UB ini juga memberi Perancangan dan Penerapan Marketing Branding Desa Wisata dan Produk Unggulan sebagai Bentuk Upaya Peningkatan Perekonomian Warga Desa Podokoyo dengan pelatihan membuat donat kentang.

Para ibu-ibu berjumlah 20 orang ini diajari mulai membuat resep, mengolah bahan, memasak, hingga memasarkan dan mengelola keuangan dengan baik. Selama ini diakui Tri Mega, kebanyakan ibu-ibu di sana hanya memiliki keterampilan bertani saja.

“Kami ingin supaya mereka punya usaha sendiri. Jadi bahan kentang asli dari desa sini, kami kasih resep dan pelatihan pengolahan sampai penentuan harga jual,” lanjut Tri Mega yang juga Dosen Fakultas Vokasi UB ini.

Peserta pelatihan pembuatan donat kentang. (istimewa)

Sementara itu perwakilan warga Podokoyo, Hartati, mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan berwirausaha mandiri seperti membuat donat ini. Memang kebanyakan ibu-ibu di sana kurang memiliki keahlian lain kecuali bertani.

“Saya sekarang tahu bagaimana cara membuat donat yang benar. Ternyata harus pakai resep dan pengolahan juga tetap diperhatikan. Dari bekal yang didapat ini akan kami praktikkan saat ada hajatan nanti,” katanya mewakili Ibu Kasun, Susanti.(der)