MALANGVOICE – Di usia ke 32 tahun, Perum Jasa Tirta (PJT) I terus berupaya memperkuat aspek Informasi Teknologi dan Sumber Daya Manusia (IT dan SDM), untuk menghadapi era disrupsi, agar tetap bertahan.
“Kami harus terus menambah wawasan dan pemahaman insan PJT I dalam menghadapi era disrupsi. Pengembangan teknologi industri 4.0 untuk menunjang proses bisnis PJT I, merupakan disrupsi yang mutlak harus dihadapi oleh seluruh insan perusahaan,” ucap Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi, dalam rilisnya, Jumat (4/3).
Milfan menjelaskan, penguatan IT dan SDM menjadi salah satu prioritas perusahaan untuk lebih kreatif dan inovatif agar dapat bersaing di era disrupsi.
“Untuk dapat menghadapi transformasi yang unpredictable (tidak bisa diprediksi) kedepan, diperlukan tim yang sehat secara fisik maupun mental serta adaptif terhadap perubahan,” jelasnya.
Terlebih, lanjut Milfan, di tengah situasi pandemi Covid-19 terjadi peningkatan terhadap kebutuhan teknologi digital. Sehingga, perusahaan dituntut untuk melakukan lompatan besar di seluruh mata rantai kegiatan bisnisnya.
“Penguatan IT ini sangat diperlukan untuk menjaga kualitas produk dan layanan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses bisnis, supaya bisa mendukung keberhasilan dalam perubahan yang dilakukan oleh perusahaan, tidak bisa dipungkiri bahwa perlu adanya penyiapan kualitas SDM yang adaptif sehingga diharapkan perubahan tersebut dapat berjalan lancar,” jelasnya.
Salah satu upaya penguatan IT dan SDM, BUMN pengelola sumber daya air itu menggelar webinar dengan mengusung tema ‘Stronger Together, Facing a Bright Future’. Penguatan IT dan SDM menjadi latar belakang sekaligus topik webinar yang dapat diakses tidak hanya oleh seluruh insan perusahaan tapi juga oleh masyarakat umum.
Kreator Program INDI 4.0 di Kementerian Perindustrian Dr. Ing. Paryanto membahas mengenai penyiapan perusahaan dan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat bersiap menghadapi era 4.0.
“Perusahaan perlu mempersiapkan strategi pengembangan IT, dan ini tentunya memerlukan komitmen dari top manajemen hingga level pelaksana,” tegasnya.
Pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Diponegoro ini menjelaskan, penggunaan teknologi tepat guna dengan penerapan budaya kerja profesional menjadi kunci keberhasilan proses transformasi 4.0.
“Untuk proses transformasi dapat berjalan berkelanjutan, perlu ditetapkan sistem monitoring dan evaluasi secara terstruktur,” terangnya.
Topik yang selanjutnya menjadi pembahasan adalah terkait kesehatan mental. Direktur sekaligus founder Analisa Personality Development Center (APDC), Analisa Widyaningrum memaparkan topik mengenai kesehatan mental menghadapi tuntutan pekerjaan dan lingkungan kerja yang semakin tak terprediksi.
Paryanto berpesan tentang pentingnya menjaga kondisi fisik dan pikiran (mental) agar dapat secara konsisten memberikan yang terbaik dalam pekerjaan, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19.
“Kita tidak akan pernah tahu perubahan apa yang akan dihadapi. Maka perlu mengatur mindset dan menghindari stress agar segala perubahan yang ada dapat menjadikan turning point untuk kita dapat lebih berkembang. Salah satunya dengan mengatur manajemen waktu dalam melakukan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan pribadi atau keluarga. Keduanya harus terpenuhi, namun jangan sampai saling mengganggu,” pungkasnya.(end)