Pesta Gay Coreng Citra Kota Batu sebagai Kota Wisata

MALANGVOICE – Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Batu angkat bicara mendengar aparat kepolisian berhasil mengamankan 11 orang yang diduga sedang pesta gay, di pemandian air panas Songgoriti, Sabtu (29/7) malam. Kegiatan tersebut dinilai mencoreng nama baik Kota Batu sebagai kota pariwisata. Apalagi, mayoritas penduduk Kota Batu adalah muslim.

“Syukur kalau sudah diamankan Polisi. Tangkap saja mereka, biar ada efek jera,” kata Ketua MUI, KH Nur Yasin, saat dikonfirmasi MVoice, Minggu (30/7).

Nur Yasin mengajak semua elemen masyarakat dan pemerintah agar mencegah kejadian serupa terulang di Kota Batu. Sinergitas antar lembaga penting guna mengontrol dan mengawasi kegiatan di masyarakat.

“Aparat bagian menjaga keamanan, kami di MUI berkewajiban menjaga keamanan batin masyarakat. Adanya ini jelas meresahkan,” ujarnya.

Sementara, Ketua FKUB, Abdur Rohim, mengakui, kejadian tersebut sebagai evaluasi dan intropeksi, baik pemerintah, ulama dan aparat keamanan. Pihaknya selalu mendukung setiap langkah Polres Batu.

“Tujuannya tidak lain membuat Batu lebih kondusif. Kota Batu memang kota wisata, tapi bukan kota maksiat,” ungkapnya.

Rohim berharap ada pembinaan lebih lanjut bagi para terduga nantinya. Bagaimanapun, mereka adalah masyarakat dan saudara. Tujuan mereka melangsungkan pertemuan dan pesta tidak lain untuk bersenang-senang. Tapi, makna dari senang-senang yang dimaksud melampaui batas, baik secara agama dan undang-undang.

“Saya kira pemerintah menyadari hal ini. Pengawasan tidak bisa dilakukan sendiri, diperlukan keterlibatan semua stakeholder,” paparnya.


Reporter: Miski
Editor: Muhammad Choirul Anwar
Publisher: Yunus Zakaria
spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait