MALANGVOICE– Wajib belajar 13 tahun merupakan program nasional yang dicanangkan pemerintah pusat. Kebijakan ini agar anak-anak mendapatkan hak mengenyam akses pendidikan dari jenjang TK hingga SMA/SMK. Meski begitu, kebijakan ini masih menemui kendala tatkala dihadapkan pada kondisi pendidikan Kota Batu saat ini.
Lantaran masih terdapat anak-anak yang putus sekolah. Mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persoalan ini butuh suatu kebijakan strategis dalam menyusun sistem pendidikan guna memastikan anak-anak bisa mengenyam program pendidikan 13 tahun.
Lindungi Kesejahteraan Peternak Sapi Perah, Pj Wali Kota Batu Bagikan Susu untuk Pelajar
Calon Wali Kota Batu, Nurochman mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan menjadi program prioritasnya yang dituangkan dalam Nawa Bhakti. Pihaknya mencanangkan program pendidikan 16 tahun, mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Target utamanya ialah mencetak 50 sarjana di tiap desa/kelurahan.
“Tentu harus dibentuk sistem yang mengatur itu. Supaya ada kesinambungan dari lulusan SD hingga SMA. Kemudian kami memberikan subsidi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Ini untuk mencetak warga Kota Batu, terutama generasi muda agar memiliki kompetensi, unggul dan berdaya saing,” ujar Nurochman atau biasa dipanggil Cak Nur.
Program 50 sarjana per desa/kelurahan akan menciptakan sekitar 1.200 calon sarjana setiap tahunnya se Kota Batu. Tentu hal ini membutuhkan anggaran yang cukup besar. Sehingga skema pembiayaannya tidak hanya ditopang oleh APBD Kota Batu. Pihaknya pun akan mencari sumber pembiayaan CSR dari perusahaan-perusahaan maupun sinkronisasi program nasional maupun pemerintah provinsi.
“Kami akan bersinergi dengan pemerintah pusat melalui program dan komitmen Presiden RI. Juga dengan Pemprov Jatim serta menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi dan lewat CSR,” urai Cak Nur yang berpasangan dengan Ketua DPC Gerindra Kota Batu, Heli Suyanto di Pilkada Batu 2024.
Cak Nur menambahkan, pihaknya bukan hanya mencetak lulusan sarjana. Namun juga menyiapkan output untuk menampung lulusan perguruan tinggi di dunia kerja. Karena itu, pasangan Nurochman-Heli Suyanto yang diusung koalisi PKB-Gerindra itu akan membentuk perusahaan daerah (Perusda). Mulai dari Perusda yang menangani pengelolaan sampah, Pasar Induk Among Tani, UMKM hingga pertanian.
“Tentu apa yang menjadi program ini sudah punya output dan muara. Tidak sekedar merumuskan. Sehingga anak-anak yang baru lulus bisa disalurkan ke perusda yang akan kami bentuk. Ini komitmen kami, agar anak-anak muda Kota Batu terserap dalam dunia kerja melalui perusda yang kami bentuk. Kedua, pemdes butuh tenaga terampil untuk diarahkan untuk membantu perencanaan di pemerintahan desa,” papar Cak Nur.(der)