MALANGVOICE – Sejak 2013, Universitas Muhammadiyah Malang selalu bertahan sebagai kampus dalam cluster (kategori) penelitian mandiri. Secara Nasional, ranking UMM masuk dalam 20 besar perguruan tinggi swasta dengan penelitian atau karya tulis ilmiah. Tahun ini, sebanyak 93 proposal penelitian dosen sudah disubmit ke Kemenristek Dikti.
“Tahun ini, kami mengelola dana yang disediakan pemerintah Rp 10 miliar. Tahun ini kami ada di ranking 17,” kata Wakil Rektor 1, Prof Dr Syamsul Arifin MSi, kepada MVoice.
Pencapaian UMM pada cluster Mandiri merupakan prestasi membanggakan. Pasalnya, tidak semua kampus bisa masuk dalam cluster penelitian paling tinggi ini.
“Ada cluster pembinaan, madya, utama dan mandiri. Syarat agar masuk cluster mandiri adalah manajemen penelitian harus tertata. UMM kan punya manajemen online dan offline untuk dokumentasi penelitian itu,” tambahnya.
Apalagi, lanjutnya, UMM punya tekad kuat untuk internasionalisasi karya ilmiah milik dosen. Harapannya, semua karya dosen bisa dipublish di jurnal internasional yang terindex oleh lembaga pengindex, seperti Scopus.
“Sejak Juni, kita adakan workshop, klinik karya ilmiah. Pokoknya bagaimana caranya karya ilmiah dosen memenuhi standar layak muat jurnal internasional. Inilah yang kami terus kawal agar index ranking bisa naik,” katanya.