Permintaan Plasma Konvalesen Tinggi, 310 Warga Inden ke PMI Kota Malang

MALANGVOICE – Jumlah permintaan plasma konvalesen di Kota Malang terbilang sangat tinggi. Terbukti dari data milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang ada sebanyak 310 orang yang inden untuk mendapatkan plasma konvalesen.

Kepala PMI Kota Malang, Imam Bukhari menyampaikan hingga saat ini ada 1.462 orang penyintas yang mengajukan diri untuk melakukan donor darah. Namun setelah melewati screening hanya ada 223 orang yang lolos.

“Jadi yang inden itu harus kita prioritaskan terlebih dahulu. Kita ada daftar golongan darah ya. Jadi kita urut-kan,” ujarnya Kamis (12/8).

Selain sulitnya mendapatkan pendonor yang cocok, keterbatasan alat untuk melakukan donor plasma konvalesen juga menjadi permasalahan yang dihadapi PMI Kota Malang.

“Kita juga melayani seluruh Indonesia. Kalau kita stok ada, ya kita kirim dengan box khusus dengan suhu tertentu. Belum lagi yang nanti mendadak yang hari ini meminta. Jadi kan pasti bertambah terus (permintaan plasma konvalesen),” tuturnya.

Alasan pelayanan plasma konvalesen itu tidak terfokus di Kota Malang, lantaran di Jawa Timur hanya ada delapan wilayah yang memenuhi syarat untuk melakukan pengambilan plasma konvalesen.

“Screning itu sangat ketat. Apalagi di Jatim, PMI yang bisa mengambil itu hanya 8. Surabaya, Sidoarjo, Tuban, Gresik, Lumajang, Kota Malang, Kota Kediri sama Tulungagung, karena syaratnya harus sertifikat BPOM,” paparnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji yang turut melakukan peninjauan pelaksanaan donor plasma konvalesen di Gedung DPRD Kota Malang, membenarkan kebutuhan plasma konvalesen untuk terapi pasien Covid-19 sangat tinggi di Kota Malang.

Dari situ, untuk memenuhi permintaan tersebut, Sutiaji menganggap perlu ada kolaborasi dari seluruh stakeholder di Kota Malang.

“Kebutuhan memang masih sangat tinggi. Banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan. Untuk itu, pentingnya kolaborasi, termasuk dari PDDI dengan PMI ini juga akan melaksanakan donor plasma di Balai Kota Malang pada Sabtu (14/8),” ucap dia.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika sekaligus ketua Badan Anggaran (Banggar) menginisiasi untuk segera melakukan pengadaan alat donor plasma konvalesen.

“Mereka (PMI) meminta tambahan alat ke Wali Kota Malang. Pak Wali hadir dan siap dieksekusi di PAK. Tidak usah menunggu APBD murni. Kita lihat di penyedia, siap. Alat ini bermanfaat untuk PMI dan Plasma,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Made itu menekankan supaya pada saat melakukan pengadaan alat tersebut tidak perlu dilakukan setengah-setengah dan harus memilih yang terbaik. Sebab ini untuk kepentingan masyarakat di masa Pandemi Covid-19.

“Harga pengajuan Rp 480 sampai 980 juta. Cari yang mahal dan sekalian yang bagus. Di PAK bulang September langsung eksekusi. Refokusing anggaran bisa di prioritaskan kesana,” tandasnya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait