MALANGVOICE – Fenomena berita bohong atau dikenal dengan hoax sangat meresahkan akhir-akhir ini. Untuk memerangi tersebut dibutuhkan peran serta masyarakat luas, tak terkecuali pelajar.
Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Abdul Malik, mengatakan, AJI mendorong literasi media digalakkan.
Selain itu, AJI mengajak masyarakat lebih cerdas memilih informasi yang benar dan tidak.
“Ketika sudah mengetahui berita itu benar dan tidak. Diharapkan masyarakat ikut kampanye terhadap orang lain, sehingga ada efek domino,” jelasnya dalam acara pembukaan aJi gOes tO School (JOOS), di SMA 1 Muhammadiyah, Senin (5/6).
aJi gOes tO School (JOOS) diselenggarakan atas kerja sama AJI Malang dan PROPR Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Di antaranya Talk Show, Pameran, Mengenal Kegiatan Jurnalis, Pemilihan Duta Antihoax dan Kampanye Antihoax serta Ngabuburit bersama.
Talk Show dengan tema “Cerdas Bermedia Sosial” menghadirkan Pendiri Mediadiet dan Kaprodi Ilmu Komunikasi Unitri, Ellen Meianzi Yasak, Spesialis Media sosial Harian Surya, Adrianus Adhi serta Aktifis Media Sosial, Sophia Mega.
Sementara, Humas SMA 1 Muhammadiyah Kota Malang, Yuni Lestari, mengakui, kegiatan ini bermanfaat bagi siswa. Ke depan, lanjut dia, siswa lebih cerdas menerima informasi dan berita.
“Kami harapkan siswa lebih bijak menggunakan media sosial dan bisa menyaring informasi yang didapat,” ungkapnya.
Ia sepakat berita bohong sangat meresahkan masyarakat. Dampak hoax sangat terasa di masyarakat, bahkan menimbulkan gesekan dan konflik sosial.
“Kalau sudah bisa membedakan informasi yang jelas sumbernya dan tidak. Kami yakin siswa tidak akan serta merta menyebar informasi tersebut”
“Di SMA 1 Muhammadiyah juga terdapat klub jurnalistik, sehingga ini selaras dengan kegiatan di sekokah,” tambahnya.
Ketua PROPR, Rifqy Luqmannurrahmat, menyebut, selain memiliki tanggung jawab tugas kampus, pihaknya merasa punya tanggung jawab sosial ke masyarakat.
“Masalah hoax yang meresahkan misalnya. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan pelajar. Berbekal dari pengetahuan tersebut, setidaknya bisa meminimalisir berita bohong,” tandasnya.