Penumpukan Pasien, RSSA Malang Perluas IGD dan Sediakan Tenda Khusus

Direktur RSSA Malang, dr Kohar Hari Santoso saat diwawancarai awak media, (MG2).

MALANGVOICE – Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang saat ini berupaya untuk melakukan perluasan Intalasi Gawat Darurat (IGD) untuk penambahan tempat tidur.

Hal itu dilakukan guna mengatasi permasalahan antrean pasien Covid-19 yang sering kali meluber ke halaman hingga ada yang menunggu di dalam mobil.

Direktur RSSA Malang, dr Kohar Hari Santoso mengatakan, pihaknya segera membuat bangunan semi permanen untuk menambah luas dan tempat tidur bagi pasien Covid-19.

“IGD kita kan penuh, mereka sampai di halaman. Oleh karena itu Kita akan perluas supaya masyarakat bisa terpantau yang masuk IGD,” ujarnya Senin (26/7).

Kohar menyampaikan, untuk mengurangi jumlah Bed Occupancy Rate (BOR) akan dilakukan penambahan tempat tidur sebanyak 42 bed.

“Kita juga akan lihat spacenya (ruang). Jalan juga minta di paruh untuk memindahkan yang di halaman. Jadi nanti juga akan kita tambah oksigen untuk melatih nafas para pasien sebelum ditangani secara intensif ya,” terangnya.

Selain itu, RSSA Malang menyediakan tenda yang ditujukan sebagai tempat tunggu sementara khusus bagi pasien yang belum mendapatkan tempat di IGD.

“Yang belum dapat tempat, disediakan tenda untuk sementara. Karena selama ini mereka nunggunya di mobil,” tuturnya.

Dengan beberapa upaya tersebut, Kohar berharap tidak ada lagi pasien Covid-19 yang meluber dan menunggu di mobil untuk bisa tertangani di RS. Apalagi penanganan pasien di RSSA Malang tidak hanya dari Kota Malang saja namun dari berbagai daerah.

“Semoga bisa menurunkan jumlah BOR. Perawatan memang banyak dari Kota Malang, tapi Kabupaten Malang, Blitar dan Pasuruan juga ada dengan kondisi beragam,” ucap dia.

Terpisah, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar parawansa menyampaikan bahwa per hari Ahad (25/7) kondisi BOR di Jawa Timur sudah relatif landai.

“ICU kemarin 82 persen, Isolasi 77 persen, kemudian RS Darurat 54 persen dan Rumah Karantina (Safe House) 52 persen,” kata dia.

Meski begitu, dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan terus maksimalkan penerapan protokol kesehatan (Prokes).

“Jangan melihat ini melandai terus longgar, tetap waspada jaga protokol kesehatan,” tandasnya.(der)