Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Mulai Terlihat Lemas dan Kelaparan

MALANGVOICE – Para pengungsi erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang mulai terlihat lemas dan kelaparan.

Mereka berada di sebuah masjid di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo, sejak mengungsi Sabtu (4/12) sore kemarin hingga Ahad (5/12) sore, masih mendapatkan makan satu kali.

“Masih diberi makan satu kali dari kemarin. Kalau ditanya butuh apa ya butuh makan dan minum,” ucap salah satu pengungsi, Syamsul warga asal Dusun Sumbersari, Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo.

Baca juga: Tim Gabungan BPBD Kota Malang Terjunkan Personel, Bantu Penanganan Pascaerupsi Gunung Semeru

Syamsul menjelaskan, di tempat pengungsian tersebut, ada 15 kepala keluarga yang membutuhkan makanan, dan minuman, serta selimut.

“Sampai saat ini masih ada bantuan karpet saja dari Kemensos kemarin. Kami butuh selimut juga,” tegasnya.

Terpisah, Camat Pronojiwo, Abdillah Irsyad membenarkan permintaan para pengungsi tersebut, memang selain makanan dan minuman, mereka memebutuhan selimut dan alas tidur.

Baca juga:Bupati Sanusi Instruksikan BPBD dan PMI Kabupaten Malang Ikut Tangani Dampak Erupsi Gunung Semeru

“Saat ini yang paling dibutuhkan alas untuk tidur dan selimut karena malam hari di sini dingin sekali khususnya bagi orang tua dan anak-anak, dan baju bekas layak pakai, serta makanan dan minuman,” terangnya

Pria yang akrab disapa Irsyad mengaku, putusnya jembatan Gladak Perak tersebut membuat terhambatnya bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, karena jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya menuju Lumajang.

“Kami meminta bantuan ke Pemkab Malang untuk membantu mengatasi di sini, kami tetap menurunkan personel untuk berjaga-jaga termasuk kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan bapak Sekda di sini,” tegasnya.

Baca juga:Jalur Malang-Lumajang Lewat Piket Nol Ditutup Total

Irsyad menegaskan, berdasarkan data yang berhasil dihimpun sementara orang Kecamatan Pronojiwo, ada 890 jiwa pengungsi yang tersebar di tujuh titik tempat pengungsian.

“Di sini (Pronojiwo) ada sekitar 890 jiwa pengungsi, saat ini kami masih fokus mencari korban,” tukasnya.(end)

Berita Terkini

Arikel Terkait