Pengguna Jalan Keluhkan Kebijakan Pemadaman PJU Selama PPKM Darurat

Kondisi jalan protokol yang menuju Lawang. (Istimewa).

MALANGVOICE – Pengguna jalan mengeluhkan kebijakan Pemkab Malang mematikan lampu atau Penerangan Jalan Umum (PJU) di beberapa jalur protokol mulai pukul 20.00.

Seperti yang diunggah di media sosial Facebook, di group Komunitas Peduli Malang – ASLI Malang oleh akun Von Bagus Ninar‎.

Dalam unggahan tersebut disampaikan:

‘Perihal matiin lampu jalan.
Memang benar, fungsi penerangan jalan dimatikan adalah untuk pembatasan kegiatan. Namun ya gini gak gini. Ngono ojo ngono.

Tidak semua warga memiliki mata normal. Sudah mata minus, lampu jalan gak jelas. Mau ngedim, lawan arah kedaraan lain. Gak ngedim, cahaya lawan arah terkadang bangsat (apalagi lampu putih. Bangsat pindo nek papasan kadangan).

Belum lagi motor yang lampu belakangnya mati (Pak Polisi jarang gelem operasi lalu lintas bengi seh). Kalo gak awas ketutul, malah sulapan. Aplagi kena lampu belakang yang modif putih. Puh, sumpah pak. Mentolo misuhi sing numpak sak bapak ibuk e.

Iya kalo (kalau) jalan mulus. Jalan gelombang kadang lobang (lubang) aja gak kadang telat (terlambat) reflek kalo (kalau) jalan cuma 40an km/h. Apalagi digelapin. Semakin ndog ini tertatap tatap.

Mbok ya gak ada opsi lain selain pemadaman?
Koyo jaman Jepang ae. Engkok salah salah “lumbung padi kerampokan”.

Tidak semua seberuntung bapak dan jajaran yang malem sudah duduk di rumah atau di kantor lo yo. Ada yang mengais rupiah di jalan. Ya jika kami tak terpaksa, kami juga memilih duduk di rumah sambil makan kuaci sampe mulut njarem.

Ini masih belum hujan, jika hujan, sudah jalan gelap tak keliatan jelas, lampu jalan dimatikan. Doa ayat kursi wolak walik sek tetep kalah karo jeglongan banjir pak.

Mohon sudi untuk dipikirkan ulang.

Hormat saya.
Pemilik mata minus yang hampir nabrak motor lampu belakang mati 2x dan satu truk gegara lampu cuma segede upil.’

Baca Juga: Tunjang PPKM, Lampu Jalan di Kabupaten Malang Dimatikan Mulai Pukul 20.00

Kasatlantas Polres Malang, AKP Agung Fitriansyah langsung merespon keluhan tersebut.

Pasalnya, Satlantas Polres Malang telah memberikan saran ke pihak Dinas Bina Marga, untuk memperhatikan kondisi jalan di jalur protokol atau jalan utama yang mengalami pemadaman lampu jalan, meski pemadaman lapu jalan tersebut merupakan kesepakatan Forkopimda Kabupaten Malang untuk menunjang pelaksanaan PPKM darurat.

“Kita sudah koordinasi dengan Bina Marga, kita sedang memantau titik-titik mana saja yang rawan laka, kita akan bersurat agar dititik-titik tertentu yang rawan itu lampunya biar tetap dihidupkan,” ucapnya.

Saat ini, Satlantas Polres Malang tengah melakukan pengecekan titik-titik yang rawan terjadi kecelakaan.

“Kalau jalan rusak gak ada ya, tapi kalau mungkin bergelombang iya, karena median jalan yang naik turun ya di Malang ini. Dan itu kan yang di matikan hanya di jalan protokol saja, yang di lain-lain enggak,” jelasnya.

Akan tetapi, tambah Agung, meski jalan protokol tersebut wewenangnya ada di Dinas Bina Marga Provinsi, namun Satlantas akan mengajukan permohonan secara resmi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Kita akan ajukan surat resmi, apalagi kegiatan ini kan resmi. Sebenarnya, kebijakan pemadaman lampu jalan tersebut untuk pembatasan kegiatan masyarakat, biar di rumah, untuk menekan angka penyebaran Covid, jadi saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak keluar rumah malam hari jika tidak urgent,” tukasnya.(der)