Penanganan Sampah Kota Malang Jadi Contoh Pemerintah Pusat

MALANGVOICE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menegaskan, sampah adalah permasalahan bersama yang perlu mendapat penanganan serius dari pemerintah pusat maupun daerah melalui sejumlah aksi dan program.

Hal itu ditekankan Luhut dalam Rakor Pusda Terkait Penerapan Kebijakan Penanggulangan Sampah di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (7/8).

Dalam sambutannya, Luhut, mengatakan harus ada program serius dari pemerintah daerah untuk menangani masalah sampah. Pasalnya, di berbagai kota/kabupaten yang letaknya di daerah pesisir, kesadaran untuk penanggulangan sampah masih rendah, bahkan di bawah 30 persen.

“Kita harus mulai mengurangi sampah dari darat sehingga tidak masuk ke laut dan begitu juga sebaliknya. Pemerintah pusat ada program penanggulangan sampah termasuk mengurangi penggunaan sampah plastik,” kata Luhut.

Untuk itu, Luhut berpesan kepada Wali Kota agar benar-benar maksimal dalam menangani sampah sehingga permasalahan bersama ini dapat ditangani dengan baik. “Kami harap masalah sampah ini bisa masuk ke dunia pendidikan. Artinya perlu ada pendidikan kepada anak-anak sejak dini agar tidak membuang sampah sembarangan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Kota Malang mendapat undangan pada Rakor Pusda tersebut, sebab dianggap penanganan sampahnya sudah baik dan maksimal. Bahkan, Kota Malang dijadikan contoh pemerintah pusat untuk penanganan sampah melalui berbagai program dan kemampuan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menampung sampah.

Menanggapi hal itu, Plt Wali Kota Malang, Sutiaji, menegaskan jika arahan dari pemerintah pusat terkait mengurangi sampah selama ini sudah dilakukan dengan maksimal. “Volume sampah yang berhasil ditangani di Kota Malang sudah tembus 96 persen per hari,” kata Sutiaji

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup, jumlah produksi sampah di Kota Malang sebesar 664,62 ton perhari. Sedangkan penanganannya, yang masuk ke TPA Supit Urang tiap hari sebesar 499 ton dan pengurangan sampah melalui berbagai program dari komposting hingga Bank Sampah Malang (BSM) sebesar 140 ton. Sehingga jika ditotal, jumlah penanganan sampah di Kota Malang sekitar 639 ton perhari atau sudah sampai 96 persen dari total jumlah produksi sampah 664,2 ton perhari.

Selain itu, berdasarkan arahan dari pemerintah pusat, Kota Malang akan terus mengoptimalkan tiga hal untuk penanganan sampah yakni reduce, reuse dan recycle. Sehingga nantinya bisa ditangani dengan baik dan optimal, utamanya pada sampah plastik yang kini menjadi sorotan pemerintah pusat.

Terkait hal ini, Sutiaji menegaskan, jika penanganan sampah plastik terus digalakkan melalui berbagai program. Salah satu yang kembali akan digalakkan adalah program kantong sampah plastik berbayar yang sudah dilaunching oleh pemerintah kota khusus untuk kalangan toko dan pusat perbelanjaan.

“Kantong plastik berbayar ini akan terus digalakkan termasuk program lain yang nanti kami siapkan untuk menanggulangi sampah plastik,” imbuhnya.

Lebih lanjut Sutiaji menekankan, pemerintah daerah yang optimal menanggulangi sampah plastik akan diberi dana insentif sebagai bagian dari optimalisasi hal tersebut. “Ini menjadi semangat bersama bagaimana ke depan akan betul betul maksimal dalam menanggulangi sampah plastik yang ada di Kota Malang,” tukasnya.

Perlu diketahui, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, beberapa waktu lalu menegaskan jika pemerintah pusat akan menggulirkan dana insentif bagi pemerintah daerah yang mampu mengurangi sampah plastik. Hal ini diutarakan karena selama ini anggaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk penanggulangan masalah plastik tidak cukup besar, sehingga perlu ada dukungan insentif lainnya dalam upaya mengoptimalisasi penanggulangan sampah plastik.(Der/Aka)