Pemkot Malang Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok Aman Jelang Ramadan dan Idulfitri

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji memantau harga bahan pokok di pasar. (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Pemkot Malang memastikan ketersediaan bahan pokok aman menjelang Ramadan dan Idulfitri 2023.

“Dari hulu sampai hilir, akan kita pastikan semuanya normal dan terkendali, harapan kami langkah ini akhirnya memberikan ketenangan pada masyarakat karena nggak ada kekurangan stok di pasar dan nggak ada lonjakan harga,” kata Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji.

Sutiaji juga sudah memastikan melalui Bulog Kancab Malang bahwa ketersediaan bahan pokok di Kota Malang aman dan terkendali. Sutiaji juga mengingatkan pada pasar untuk tidak mengambil kesempatan dalam kondisi seperti ini sehingga kondusivitas ini tetap terjaga.

Baca Juga: Eratkan Tali Silaturahmi, Gabdika Cabang Kabupaten Malang Gelar Latihan Bersama

Sutiaji Pinjamkan Eks Mobil Dinas N1 untuk Antar Pengantin

“Semuanya normal, ketersediaan sembako aman dan terkendali. Bulog sudah mengkonfirmasi itu, tinggal bagaimana perilaku pasar yang terjadi, tetapi saya sangat menghimbau jangan ada permainan pasar dan mengambil kesempatan, jadi mari kita jaga kondusivitas ini dengan baik,” ujarnya.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, angka inflasi Kota Malang secara Mounth to Mounth (mtm) atau bulan ke bulan sebesar 0,15%. Ini menunjukkan stimulus positif menatap perjalanan inflasi Kota Malang secara year to year (yoy) atau tahun ke tahun.

BPS pun memberikan kredit poin terhadap kebijakan Walikota Sutiaji dan Pemerintah Kota Malang dalam mengendalikan angka inflasi bulan Januari. Angka ini menjadi yang terendah di Jawa Timur dan sekaligus dibawah nasional.

Sutiaji mengatakan inflasi memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi, oleh karenanya, mengacu pada tingkat inflasi sebelumnya, Sam sutiaji langsung menginstruksikan jajarannya untuk menganalisa dan menentukan langkah agar inflasi dapat dikendalikan.

“Inflasi dan pertumbuhan ekonomi ini memiliki korelasi yang kuat, saling berkaitan satu sama lain, kalau inflasi tinggi pertumbuhan ekonomi terhambat, tetapi kalau stabil maka ya mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, inflasi Desember jadi acuan, saya instruksikan lewat asisten 2 langsung dianalisis dan ditindaklanjuti sampai ini (inflasi) bisa terkendali,” katanya.

Sutiaji menyadari selalu ada dampak dari inflasi. Dia menyebutkan stabilnya tingkat inflasi akan membuat daya beli masyarakat akan meningkat. Menurut Sutiaji, inilah yang perlu diantisipasi oleh pihaknya dan stakeholder terkait agar posisi demand dan supply tetap berimbang.

“Yang jelas daya beli masyarakat pasti naik, pasti akan meningkat, ini yang patut kita waspadai. Makanya kita sudah siapkan langkah antisipasi, karena memang harus berkelanjutan, yang mana goal nya adalah keseimbangan antara permintaan dan penawaran,” imbuh Sutiaji.

Ditanya tentang kemungkinan adanya panic buying dari masyarakat utamanya bahan kebutuhan pokok, Sutiaji tidak menampik dan menganggap itu merupakan konsekuensi logis, tetapi pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan kondisi pasar.

“Konsekuensi logisnya bisa saja masyarakat melakukan itu (panic buying), tetapi saya harap masyarakat nggak melakukan ya. Tentu kita semua perlu sebijaksana mungkin dalam menggunakan keuangan kita, tidak perlu berlebihan dan kita sudah siapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi ini,” tegasnya.(der)