Pemkot Malang Komitmen Dampingi Penyembuhan Bayi Arsa

Wali Kota Malang Sutiaji sambangi bayi Arsa penderita meningokel. (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji sambangi bayi Arsa penderita meningokel. (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Pemkot Malang komitmen mendampingi penyembuhan Arsa Ardi Pratama. Bayi berusia 10 bulan itu menderita penyakit meningokel sejak lahir.

Bayi Arsa merupakan anak kelima dari pasangan Wiwin dan Anang, warga Karangbesuki Kecamatan Sukun. Meningokel merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya cairan otak yang membesar di luar otak, sehingga menyebabkan selaput otak menonjol keluar pada salah satu sela tengkorak.

Merespon itu, Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan imbauan kepada ibu-ibu hamil.

“Kesadaran masyarakat terkait dengan kesehatan harus lebih ditingkatkan. Nutrisi ibu hamil juga penting untuk diperhatikan. Hambatannya bukan hanya di faktor ekonomi, tetapi juga pola kebiasaan memakan makanan tidak sehat yang harus lebih dikurangi,” ujarnya.

Sutiaji juga menyampaikan, pihaknya telah menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan untuk segera melakukan koordinasi dengan RS Saiful Anwar.

“Karena RS Saiful Anwar bukan wilayah kerja Pemkot Malang karena dimiliki oleh provinsi, kami akan langsung menemui gubernur untuk memberikan pertolongan (kepada bayi Arsa),” sambung dia.

Bayi Arsa, masih kata dia, belum bisa segera ditangani karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain berat badan yang belum sesuai, yakni minimal harus 10 kilogram dan usia yang belum cukup.
Namun, Dinas Kesehatan Kota Malang telah melakukan pendampingan dari lahir sampai sekarang untuk memantau perkembangannya.

Sementara itu, Dokter Puskesmas Karangbesuki, dr. Gamar menjelaskan, bahwa penyakit ini bukanlah penyakit yang benar-benar langka, namun beberapa kasus bisa jadi berbeda di setiap daerah.

“Penyakit ini dapat terjadi ketika awal kehamilan atau bahkan sebelum kehamilan,” ujarnya.

Meskipun begitu, lanjut dia, juga menerangkan bahwa penyakit ini juga dapat disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada masa kehamilan.

“Jadi sebelum masa kehamilan, saat kehamilan, sampai pada saat persalinan, nutrisi harus terus dijaga. Karena dalam masa kehamilan, konsumsi makanan yang mengandung bahan kimia dapat mengganggu kesehatan janin dan bayi,” urainya. (Hmz/Ulm)