MALANGVOICE – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui Dinas Pariwisata menggelar Bimtek ke 50 pegiat wisata, seni, dan budaya di Balai Kota Among Tani Kota Batu, Selasa (24/9).
Para peserta adalah guide lokal dari pegiat seni dan budaya. Lantaran Kota Batu terbilang masih minim pengetahuan seni dan budaya.
Staf Bidang Pengembangan SDM Pariwisata, Elok Tri Wahyuni mengatakan, banyaknya destinasi wisata di Kota Batu harus dilengkapi dengan pramuwisata profesional.
“Ya, dari latar belakang itu kami menggelar Bimtek pemandu wisata. Khususnya pemandu wisata budaya di Kota Batu yang belum maksimal,” ujarnya.
Dengan begitu bukan hanya kunjungan wisatawan saja yang meningkat, tapi kualitas pramuwisata juga harus semakin bagus.
Adanya Bimtek ini diharapkan peserta dapat memperdalam dan menemukan 12 unsur agar Kota Wisata Batu mampu menjadi Kota Pariwisata utuh.
Di antaranya meliputi bahasa, tradisi, kerajinan tangan, makanan dan kebiasaan pangan, musik dan kesenian, sejarah tempat, cara kerja teknologi, agama, bentuk dan karakteristik arsitektur, tata cara berpakaian, aktifitas, dan sistem pendidikan.
Ia mencontohkan di Bali, 12 unsur tersebut telah terpenuhi. Sehingga wisatawan yang datang mandapat pengetahuan lebih sehingga mereka tak hanya mengunjungi tempat wisatanya.
“Di Bali pemandu wisata bisa memberi pengetahuan tentang tari daerah seperti Tari Kecak adalah kesenian Bali. Kemudian histori dan bentuk arsitektur bangunan yang hanya ditemukan di Bali. Hingga kuliner khas Bali seperti ayam betutu,” tuturnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono mengatakan, tugas yang diemban pemandu wisata sebagai frontliner sekaligus information agent cukup berat. Untuk itu para pemandu harus mendapatkan perhatian khusus salah satunya melalui pelatihan ini.
“Dengan peningkatan layanan secara prima diharapkan tingkat kepuasan wisatawan juga turut meningkat,” pungkas Imam.
Diketahui, Kota Batu memiliki 440 unsur di bidang kesenian dan kebudayaan seperti bantengan, jaranan, jamasan dan sebagainya.
Dari unsur kesenian dan kebudayaan itulah ia berharap bisa dikembangkan seutuhnya menjadi Kota Pariwisata tingkat Dunia seperti Bali dan Yogyakarta.(Der/Aka)