MALANGVOICE – Para warga di sekitar TPA Tlekung menyampaikan tuntutannya yang dipampang pada sebuah banner berukuran besar dipasang di pintu masuk menuju TPA. Tuntutan itu lantaran warga merasa jengah karena tak ada solusi terkait bau sampah yang mengganggu hingga tercium ke pemukiman.
Berdasarkan penuturan warga, tujuh poin yang ditautkan pada banner merupakan kesepakatan hasil musyawarah antara pengurus lingkungan dan Pemkot Batu. Dimana saat musyawarah dihadiri juga oleh Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.
Beberapa poin yang disampaikan meliputi, angkutan sampah berplat hitam dilarang masuk. Berikutnya angkutan sampah kendaraan roda tiga hanya dari Desa Tlekung. Ketiga, hari Minggu dan libur nasional TPA Tlekung ditutup.
TPA Tlekung hanya menerima sampah dari wilayah Kota Batu. Kelima, jenis sampah yang diperbolehkan hanya sampah domestik rumah tangga. Angkutan sampah berplat merah wajib tertutup terpal. Terakhir, TPA Tlekung buka mulai pukul 06.00-16.00. Ketentuan itu diberlakukan mulai 21 Februari.
Mewakili DLH Kota Batu, Kepala Bakesbangpol Kota Batu, Agoes Mahmoedi menampik jika tujuh poin permintaan warga bukan kesepakatan hasil musyawarah. Ia menjelaskan, saat ini pemerintah masih mencari solusi mengatasi persoalan bau sampah yang mengusik warga.
“Jangan dipelintir. Itu bukan hasil kesepakatan. Kami masih mencari solusi. Mohon waktu karena masih berproses sesuai mekanisme,” ujar mantan Kepala Diskominfo Kota Batu itu.
Salah satu poin yang membuat Agoes terkejut yakni, TPA Tlekung tutup saat hari Minggu maupun libur nasional. “Lah terus sampahnya mau dibawa kemana kalau ditutup. Jadi poin-poin itu bukan hasil kesepakatan,” timpal Agoes.
Agoes meminta warga bersabar sembari menunggu solusi yang dijanjikan akan selesai bulan ini. Ia mengatakan, ada rekanan dari Dinas Lingkungan Hidup yang akan membangu tempat untuk mengatasi persoalan bau sampah. Hanya saja, secara teknis Agoes menyerahkan semuanya ke Dinas LH.
Di sisi lain, Agoes mengatakan Pemkot Batu memahami persoalan yang dirasakan warga. Ia meminta warga memberikan kesempatan kepada Pemkot Batu untuk menyelesaikan persoalan yang telah menahun terjadi.
“Ya kami memahami yang namanya masalah itu tidak enak, tapi ya tolong beri kesempatan karena Bu Wali sendiri yang janji untuk menyelesaikan. Yang penting hasilnya bisa semuanya enak. Pemerintah enak, masyarakat enak, kalau otot-ototan tidak selesai, malah nambah masalah yang lain,” terangnya.(der)