MALANGVOICE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengkhawatirkan prevalensi kemiskinan semakin naik akibat wabah Covid-19.
“Berdasarkan data kami, di akhir tahun 2019 silam prevalensi kemiskinan berada pada angka 9,47 persen. Kalau kondisinya terus seperti sekarang ini, (kemiskinan) akan cenderung naik,” ucap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemkab Malang, Tomie Herawanto, saat ditemui awak media di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Selasa (21/4).
Menurut Tomie, dengan terus merosotnya roda pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, berpotensi bertambahnya jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Malang, karena pertumbuhan ekonomi berdampak signifikan terhadap kemiskinan.
“Paling tidak kembali pada 2 digit didepan koma, itu sudah pasti. Yang jelas kalau pertumbuhan ekonomi turun maka kemiskinan akan naik,” jelasnya.
Sebab, lanjut Tomie, jika dalam kondisi seperti saat ini, meski pemerintah telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat baik dalam bentuk sembako, bantuan langsung tunai (BLT), bantuan pangan non tunai (BPNT), maupun program keluarga harapan (PKH), tidak serta merta membuat beban masyarakat menjadi berkurang.
“Kalau dulu sebelum ada Covid-19 orang yang mendapat bantuan itu masih mendapatkan penghasilan meskipun nilainya dibawah standart. Tapi dalam kondisi seperti sekarang ini kan hampir dipastikan mereka tidak mendapat penghasilan seperti dulu,” tukasnya.(Der/Aka)