Pembatasan Demi Pembatasan Akibatkan Angkutan Umum Remuk Reda

Situasi terminal Kota Batu (Aan)

MALANGVOICE – Pembatasan yang dilakukan pemerintah dari PSBB, pembatasan libur nataru, PPKM hingga sekolah luring menjadi penyebab angkutan umum sepi penumpang.

“Angkot setiap harinya hanya bisa mengangkut satu sampai dua orang. Bagaimana lagi memang sangat sepi sekali,” jelas Kasatgas Regu A Terminal Kota Batu, Kacung Supriyanto, Sabtu (24/1).

Masyarakat dinilai Kacung masih takut untuk menggunakan angkutan umum yang banyak berinteraksi dengan oramh asing. Bahkan untuk keluar rumah pun juga masih banyak yang enggan.

“Seperti ini, angkot hanya mengantar beberapa orang dari pasar. Biasanya ramai karena anak sekolah, tapi karena seekolahnya libur jadi seperti ini,” paparnya.

Hal sama juga dirasakan angkutan umum lain, yaitu bus. Jika dalam keadaan normal bisa mencapai empat puluh pemberangkatan. Kini dalam satu harinya hanya ada empat belas pemberangkatan.

“Pemberangkatan bus malam juga sama. Sekarang sehari cuma ada empat saja,” imbuhnya. Menurutnya berapun hasilnya supir akan tetap berangkat ke terminal. Kebutuhan yang terus berjalan menjadi latar belakangnya.

“Sedikit-dikitnya mereka tetap memilih berangkat. Kebutuhan tidak bisa menunggu,” jelasnya. Kacung berharap agar wabah Covid-19 bisa segera berakhir. Karena jika tidak segera berakhir maka kondisi ekonomi akan sama saja.

Hal senada diucapkan secara langsung oleh salah satu supir angkot, Slamet Wiyono. Dia menyebutkan jika upah yang didapatkan dalam sehari bahkan tidak cukup untuk makan.

“Sekarang mencari uang seratus ribu pun dalam sehari sangat susah. Belum lagi ada setoran,” katanya. Imbas sekolah yang diliburkan juga merupakan suatu alasan menyusutnya jumlah penumpang menurutnya.

Slamet berharap jika nanti kondisi bisa kembali seperti dulu lagi. Sekolah juga bisa masuk seperti normal agar pemasukannya juga kembali stabil.

Hal lain yang menghambatnya sekarang adalah pembatasan orang didalam angkutan umum. Tetapi dia tetap menghormati aturan yang ada sebagai upaya pencegahan penularan korona.

“Tanpa ada protokol kesehatan angkot sekarang juga tidak pernah penuh. Semoga segera berlalu, karna kebutuhan masih berlanjut,” tutupnya.(der)