MALANGVOICE– Terobosan inovasi pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan merupakan hal mendesak. Seiring dengan terus meningkatnya volume sampah imbas pertumbuhan penduduk. Maka perlu solusi jitu agar persoalan sampah cepat diurai agar tak menimbulkan bencana ekologis.
Tiga pemda di Malang Raya pun duduk bersama membahas penanganan sampah. Mengingat volume sampah tak terkelola di Malang Raya mencapai 1.389 ton/hari dari total timbulan 1.829 ton/hari. Hal itu didasarkan kajian Kementerian Lingkungan Hidup.
Malang Jadi Percontohan, Menko Muhaimin Berencana Bangun Migran Center
Pemerintah pusat membawa skema ‘waste to energy’ untuk menekan volume sampah di aglomerasi Malang Raya. Salah satunya melalui pembangunan instalasi pengelolaan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Langkah ini bukan hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga transisi menuju energi terbarukan.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya percepatan pembangunan PSEL sesuai Perpres nomor 35 tahun 2016. Mekanisme perizinan proyek itu ditargetkan selesai Desember 2025. Malang Raya menjadi salah satu lokasi prioritas berbasis indikasi waste to energy, dengan dukungan pendanaan berasal dari APBN-APBD.
“Prinsip pengolahan sampah wajib mengacu pada konsep segitiga terbalik yakni pencegahan di hulu, pemilahan organik-anorganik, dan nilai ekonomi berbasis lingkungan seperti waste to energy,” ujar dia.
Hanif menyampaikan, dalam kolaborasi strategis waste to energy, pemerintah akan menggandeng Universitas Brawijaya dalam studi dan rekomendasi terkait lokasi dan penyediaan lahan di Kota Malang yang akan menjadi tempat dibangunnya PSEL aglomerasi Malang Raya.
“Kami berharap Malang Raya menjadi daerah aglomerasi pertama yang berhasil menjalankan program pengolahan sampah tersebut,” imbuh Hanif.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman menyatakan, Pemkot Batu siap mendukung penuh pembangunan instalasi PSEL di wilayah Malang Raya. Hal tersebut sebagai solusi pengelolaan sampah berkelanjutan mengolah sampah menjadi energi terbarukan.
Ia memaparkan, Pemkot Batu menerapkan pemilahan sampah dan pengolahan 37 ton/hari secara mandiri. Dukungan ini diapresiasi Menteri LHK yang telah meninjau langsung kondisi pengelolaan sampah di Batu.
“Kota Batu menghasilkan 122,138 ton sampah/hari, dengan 106 ton terkelola dan 16 ton belum terkelola. Kami siap berkolaborasi, termasuk jika lokasi PSEL berada di Kota Malang,” ungkap Cak Nur, sapaan Nurochman.(der)