Pembangunan Museum HAM Munir Kota Batu Rampung 100 Persen

Potret gedung Museum HAM Munir, Kelurahan Sisir, Kota Batu. (Aan)

MALANGVOICE – Mimpi Kota Batu miliki Museum Hak Asasi Manusia (HAM) Munir bukan mimpi di siang bolong belaka. Museum HAM pertama dan satu-satunya di Indonesia itu telah rampung dibangun.

Pada tanggal 6 Februari 2021 museum itu mencapai 100 persen pembangunan. Saat ini pengoprasian museum itu hanya menunggu proses serah terima penyerahan bangunan kepada pihak Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP).

Pembangunan museum yang terletak di Kelurahan Sisir, Kota Batu sempat ditolak warga karena dugaan tanah bengkok. Selain itu juga ada kendala tanah longsor yang mengakibatkan harus desain ulang struktur bangunan.

Hal itu disampaikan Pelaksana Proyek PT Bara Furot Nagata, Widi Hermanto. Ia mengatakan penyelesaian bangunan museum ini molor dari target yang dipatok di tanggal 23 Desember 2020 lalu.

“Adanya berbagai kendala itu, penggarapan kita menjadi molor. Target awal, rampung pada 23 Desember 2020. Dan baru rampung 6 Febuari 2021, kemarin,” jelasnya Senin (15/03).

Berdasarkan pantauan Malangvoice.com, Museum HAM Munir ini terlihat elegan. Corak tembok di dominasi warna abu-abu.

Kemudian terdapat tiga lantai dengan berbagai fungsi. Omah munir akan bertempat di lantai dua, juga tersedia panggung terbuka serta cafe outdoor di loteng gedung.

Perlu diketahui, pembangunan museum do tanah 2200 m² ini dimulai tepat pada kelahiran aktivis HAM asal Kota Batu, Munir Said Thalib. Tepatnya pembangunan ini pada tanggal 8 Desember 2019.

Pembangunan itu ditandai peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Demi pembangunan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelontorkan dana sebesar 10 miliar dari APBD Jatim.

Pengelolaannya nanti akan diserahkan kepada Yayasan Omah Munir. Pada kala itu Khofifah berharap Museum Ham ini menjadi oase di keringnya edukasi masyarakat mengenai HAM.

“Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya HAM bagi demokasi, kebenaran dan keadilan,” ujarnya kala itu.(der)