Pembangunan Masjid Cheng Ho Menuai Perdebatan

Salamet, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Malang.

MALANGVOICE – Rencana Pemerintah Kota Malang, membangun Islamic Centre bergaya Tiongkok di Kecamatan Kedung Kandang menuai pro dan kontra.

Kontroversi itu mengemuka dalam forum paripurna anggota Dewan, beberapa hari lalu. Hal itu diakui Ketua Fraksi Gerindra, Salamet. Dia mengakui, ada perbedaan pendapat soal Masjid Cheng Ho.

Menurutnya, jika tidak disosialisasikan, dia khawatir akan terjadi hambatan yang bersumber dari masyarakat sekitar.

“Istilahnya, jika mendengar bahasa itu (Cheng Ho), nanti persepsinya beda-beda, karena masyarakat muslim di wilayah itu syarat dengan corak santri (NU),” kata Salamet, beberapa menit lalu.

Dikhawatirkan, lantaran ada persepsi kurang pas, ditambah dengan beberapa pihak yang sengaja menyampaikan info yang salah, pembangunan bisa terhambat, karena ada penolakan warga.

“Pemkot harus segera sosialisasi, agar mendapat info lengkap dari masyarakat sekitar, apakah mereka setuju atau tidak,” imbuhnya.

Jika masyarakat memang tidak sepakat, maka harus ada alternatif lain model masjid yang mampu memikat warga sekitar dan Kota Malang, serta memiliki daya tarik wisatawan.

“Misal model Madinah, atau masjid dengan seratus pintu, dan sebagainya,” tandasnya

Model masjid Cheng Ho sendiri mengemuka pada saat awal pembangunan kawasan Islamic Centre, sekitar dua tahun silam. Namun hingga kini belum jelas tentang ihwal pemilihan model itu.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ir Djarot Eddy Sulistyo, mengaku, karena ada review detil engineering design (DED) anggaran APBD sebesar Rp 99,9 miliar, sehingga semua bangunan menjadi disesuaikan.

Pada DED awal, masjid Cheng Ho dianggarkan Rp 115,2 miliar dan harus mengalami penyesuaian karena anggaran di bawah nominal tersebut.-