Paslon Ladub Siapkan Program Petani Bangkit Sejahtera

Lathifah Shohib melihat produksi sayur bersama warga. (Istimewa)

MALANGVOICE – Ketersediaan pangan menjadi problem serius baik secara nasional maupun di daerah. Minimnya lahan pertanian khususnya di area perkotaan menjadi salah satu faktor yang membuat ketersediaan pangan menjadi kian tereduksi.

Kabupaten Malang yang memiliki luas lahan pertanian yang cukup mumpuni, bisa dijadikan salah satu daerah yang bisa mendukung program ketahanan pangan.

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang, Lathifah Shohib – Didik Budi Muljono (Ladub) menegaskan jika mereka memiliki perhatian khusus terhadap masalah tersebut.

Bersamaan dengan Peringatan Hari Pangan Sedunia, Calon Bupati Malang, Lathifah Shohib, mengatakan ketersediaan pangan salah satunya terkait dengan produktifitas bidang pertanian.

Permasalahan yang ada di petani saat ini, kata Lathifah Shohib adalah sulitnya mendapatkan subsidi pupuk hingga pemasaran produk hasil pertanian yang kurang menguntungkan petani.

Menanggapi masalah tersebut, wanita yang akrab disapa Bu Nyai ini menegaskan jika Paslon Ladub memiliki berbagai program unggulan, dimana salah satunya di bidang pertanian.

“Program yang kami usung adalah Petani dan Nelayan Bangkit Sejahtera, dan itu akan menjadi fokus kami ketika diamanahi menjadi pemimpin di Kabupaten Malang,” kata Bu Nyai saat berkampanye di Sumberpucung (16/10).

Cucu Pendiri NU itu menjelaskan, ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menggeliatkan kembali sektor pertanian untuk menunjang ketersediaan pangan.

Pertama, adalah dengan memberikan secara adil dan merata pupuk bersubsidi kepada para petani yang membutuhkan. Ketersediaan pupuk, kata Bu Nyai adalah hal yang banyak dikeluhkan petani manakala ia melakukan blusukkan untuk menyapa masyarakat.

“Pupuk subsidi selama ini masih belum merata penyebarannya, jadi kami kedepan akan berkomitmen untuk menyediakan hal tersebut bagi para petani,” ujarnya.

Hal kedua yang akan dilakukan adalah dengan menggandeng Balai Penelitian Pertanian dan juga akademisi. Menurut Bu Nyai, model ini belum diterapkan secara maksimal di Kabupaten Malang. Tujuannya adalah untuk mencari beberapa produk hasil tani yang bisa tumbuh di masa “off season” atau di luar masa panen.

“Kadang banyak lahan petani yang menganggur karena off season, karena itu perlu ada penelitian sejauh mana sawah bisa menanam komoditas pertanian di tengah off season tersebut,” bebernya.

Ketiga, Bu Nyai menjelaskan tentang pemasaran produk pertanian. Hal ini cukup urgent, agar para hasil produk petani bisa dibeli dengan harga yang layak dan bisa dipasarkan dengan sangat baik.

“Pemerintah daerah kedepan memang harus fokus bagaimana mensejahterakan petani, karena harus diakui mereka adalah garda terdepan untuk ketahanan pangan,” tandasnya.

Bukan itu saja, Bu Nyai juga akan memprogramkan agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang sempit untuk bercocok tanam. Hal ini ditekankan Bu Nyai saat melakukan agenda kampanye ke Kecamatan Sumberpucung.

Dalam kesempatan itu Bu Nyai mengapresiasi warga karena mau bercocok tanam di lahan perumahannya. Menurut Bu Nyai program semacam ini cukup baik dalam upaya menjaga ketahanan pangan dalam sektor yang lebih kecil.

“Kedepan Paslon Ladub akan serius memperhatikan program bercocok tanam di rumah sebagai program utama dan mendapat bantuan dari pemerintah,” tukasnya.

Program ini, perlu ditingkatkan sebab pada saat awal Pandemi Covid – 19 harga komoditas pertanian melambung tinggi, mereka yang menanam sendiri masih bisa bertahan.

“Semua program sudah kami lakukan Forum Grup Discussion bersama dengan para ahli, Insya Allah Paslon Ladub akan merealisasikan jika dipercaya masyarakat sebagai Bupati dan Wakil Bupati,” pungkasnya. (der)