Paslon Asik Rangkul Mahasiswa dan Pemuda Demi Kemajuan Kota Malang

ASIK saat blusukan di Gading Kasri, Klojen. (Istimewa)
ASIK saat blusukan di Gading Kasri, Klojen. (Istimewa)

MALANGVOICE – Selain menjadi kota tujuan wisata, Malang dikenal pula sebagai kota pendidikan yang ditunjang keberadaan 55 perguruan tinggi, dengan sekitar lebih dari 300 ribu mahasiswa.

Menurut Calon Wali Kota Malang HM Anton, menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pihaknya terus berupaya menggerakkan mahasiswa hingga pemuda kreatif di Kota Malang. Mereka diminta tampil sebagai ujung tombak pelaku utama industri ekonomi kreatif untuk meningkatkan roda perekonomian di Kota Malang.

Anton yakin bahwa ide dan kreativitas anak muda Kota Malang akan mampu bersaing dan tak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia, bahkan dunia.

“Saya konsen untuk terus mengajak para akademisi di Malang untuk ikut membangun kota. Ada 16 subsektor ekonomi kreatif sebagai wadah kita, dan harus bisa melihat apa keahlian mahasiswa. Sekarang ini yang sedang diprioritaskan adalah digital, tapi tidak menutup kemungkinan bisa berkembang di sektor yang lain,” ujar Anton.

Hasil temuan dan kreativitas mereka selama ini juga sering dilombakan dalam berbagai event, seperti pameran inovasi teknologi (Inotek). Anton, mengaku hal ini merupakan salah satu upayanya dalam menggali potensi pada akademisi.

“Saya ingin membuat akademisi berperan dalam kesejahteraan dan pembangunan lingkungannya. Mereka memiliki banyak kemampuan, hanya tinggal bagaimana pemerintah menjembatani, mereka dengan masyarakat agar pembangunan bisa berjalan,” sambungnya.

Selain itu, Anton juga giat mengajak para akademisi dan pengusaha untuk mengembangkan kampung-kampung tematik menjadi destinasi wisata, mulai dari Kampung Wisata Jodipan, Kampung Tridi hingga Kampung Biru Arema.

“Ternyata tak hanya dampak ekonomis aja yang dihasilkan, namun juga ada revolusi mental di dalamnya. Masyarakat lebih peduli pada lingkungan karena tempatnya menjadi objek wisata,” tuturnya.

Bahkan, pembangunan kampung tematik di beberapa kawasan juga menjadi program yang kini banyak dirujuk dan diadopsi pemerintah daerah lainnya di Indonesia. (Der/Ery)