Pasangan Suami-istri di Tumpang Nekat Gantung Diri, Diduga Akibat Hutang

Ilsutrasi Bunuh Diri (Anja a)

MALANGVOICE – Warga Desa Tulus Besar, Tumpang digegerkan denga adanya pasangan suami-istri nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Pasang suami istri tersebut diketahui bernama Supriyadi (52) dan istrinya bernama Trisapta Ning Diyah Yuliasih (52) warga Dusun Kemulan, Desa Tulus Besar, Tumpang.

Plt Camat Tumpang, Sukarlin menyampaikan, jenazahnya ditemukan dalam kondisi gantung diri sekitar pukul 10.00 WIB pagi oleh warga sekitar di lantai dua rumahnya dengan leher terikat tali tampar warna biru.

“Saat ditemukan posisi kepala Srisaptaning Dyah Yuliasi menyandar di dada sang suami. Belum diketahui jelas, apa yang menjadi alasan pasutri ini bunuh diri,” ungkapnya.

Pasangan suami istri ini, lanjut Sukarlin, diketahui pertama kali oleh tetangga korban yang bernama Jemi Dendis (39) hendak mencarinya untuk mengantar Bima cucu korban ke sekolah.

“Saksi (Jemi, red) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu datang kerumah korban dan mengetahui rumah dalam keadaan tertutup rapat. Berkali-kali, Jemi memanggil namun tak ada jawaban. Hingga akhirnya, Jemi memilih masuk. Ketika berada di lantai dua, Jemi langsung berteriak karena melihat suami istri sudah tergantung dengan posisi behadap hadapan dan sudah tidak bernyawa,” ulasnya.

Sementara itu, Kapolsek Tumpang AKP Bambang Sodiq menyampaikan, berdasarkan keterangan beberapa warga keduanya bunuh diri diduga karena masalah hutang piutang. Apalagi, keduanya sudah pernah mencoba mengakhiri hidup dengan meminum obat melebihi dosis.

“Dua minggu lalu, korban Supriyadi sempat minum bodrek lebih dari 10 butir. Namun nyawanya selamat. Satu minggu kemudian korban Supriyadi juga minum racun tikus, dan nyawanya tetap selamat. Ini ketiga kalinya korban mencoba bunuh diri,” ungkapnya.

Bambang menjelaskan, pihaknya telah melakukan olah TKP, dan hasilnya ditubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan. Apalagi, pihak keluarga keberatan jika jenazah pasutri ini dibawa ke kamar jenazah untuk otopsi.

“Saat itu, kami bersama tim medis untuk memastikan kondisi korban. Berdasarkan keterangan tim medis korban murni gantung diri. Pihak keluarga juga keberatan jika korban dibawa ke kamar jenazah untuk otopsi. Mereka membuat surat pernyataan, yang menuliskan menerima kematian korban, karena musibah,” pungkasnya. (Hmz/ulm)