Panen Kembang Kol Melimpah tapi Harga Turun, Ini Sebabnya

Petani Kembang Kol di Desa Temas, Kota Batu, Andi Muslimin. (Aan)

MALANGVOICE – Suksesnya panen kembang kol petani, dibarengi dengan dampak negatif. Stok melimpah menyebabkan harganya di pasaran kini menurun.

Jumlah pengadaan barang yang lebih tinggi dibandingkan jumlah permintaan mengakibatkan turunnya harga kembang kol. Harga kembang kol dipasaran sekarang terpantau dipatok seharga Rp 3,5 ribu. Turun Rp 5 ratus dari harga normal yang mencapai Rp 4 ribu.

Seperti yang diungkapkan seorang petani kembang kol, Andi Muslimin yang berada di Desa Temas, Kecamatan Batu. Ia mengatakan banyak petani yang menanam kembang kol.

“Kebanyakan petani sekarang sedang menanam ini. Karena itu, harganya juga turun,” ucapnya.

Namun, menurutnya penurunan harga tidak akan bertahan lama. Bulan Ramadan yang datang sebentar lagi menjadi optimisme tersendiri akan naiknya harga.

Hujan yang datang hampir disetiap harinya juga dianggapnya sebagai berkah sekaligus musibah. Dalam sekali panen, ia bisa memperoleh kurang lebih 4 ton kembang kol. Dari lahan yang dimilikinya seluas 200 meter persegi.

“Kalau terlalu sering hujan seperti ini, tanaman mudah busuk. Karena terlalu banyak kandungan air yang masuk ke tanaman,” jelasnya.

Penggunaan pupuk tidak bisa maksimal terserap karena selalu hanyut terbawa hujan. Selain itu hujan juga menyebabkan daun menjadi tipis dan mudah rontok.

Cara penanggulangan yang dipilih Andi yaitu dengan sering–sering menggunakan pupuk dengan kandungan kalsium tinggi. Pembuatan gundukan di setiap dua meter lahannya juga menjadi jalan keluar.

“Adanya hujan sebenarnya juga membantu. Tapi, jika terlalu sering pasti tanaman jadi rusak. Semoga cuaca bisa stabil dan tidak membawa dampak buruk ke petani,” harapnya.(der)