MALANGVOICE – Semenjak pandemi covid-19 melanda Indonesia, banyak hobby yang dulunya tidak terlalu diminati menjadi ramai diminati. Hobby itu antara lain adalah berkebun dan memelihara burung.
Hal itu dibenarkan oleh salah satu peternak burung kenari, Kelurahan Sisir, Kota Batu, Didik Suwito. Ia mengaku pendapatan terbesar malah waktu pandemi covid-19 ini melanda.
“Orang-orang pada menganggur jadi cari hiburan dengan memelihara burung,” terangnya saat didatanga Malangvoice.com di rumahnya (6/11). Ia mengaku saat pandemi ini bisa mendapatkan omzet sebesar 7 juta perhari.
“Kita juga mengirim kemana-mana, hampir seluruh Indonesia kita pernah mengirim,” imbuh pria yang sudah ternak kenari selama tujuh tahun itu. Seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatra sudah banyak yang membeli kenari di tokonya.
Didik mengatakan bahwa burung kenari diminati karena pemeliharaannya cenderung mudah. Hanya perlu menyediakan air untuk mandi burung, memberi makan sekali sehari, dan menjemur burung satu jam dalam satu hari.
Karena banyaknya permintaan, Didik tidak bisa hanya mengandalkan hasil ternaknya saja. Ia harus mengambil dari daerah lain hingga mengimpor dari negara lain untuk dijadikan indukan.
“Kita biasa mengimpor dari Turki, Itali, Amerika dan lain-lain,” imbuh Didik. Burung kenari yang diimpor adalah jenis yorkshire.
Nantinya burung kenari impor tersebut akan disilingakan dengan kenari lokal. Sehingga menghasilkan anakan jenis seri f yang postur, warna, dan kicaunya ideal.
Kenari seri f milik Didik bisa mencapai harga dari 350 ribu sampai 10 juta. Baru berusia 25 hari, burung kenari seri f milik Didik sudah dapat dijual.
Namun dengan musim hujan sekarang, Didik mengalami penurunan penghasilan bibit burung kenari. Hal ini dikarenakan banyak telur yang tidak menetas.
Namun dengan pemberian vitamin setiap hari hal itu bisa diatasi.”Kesehatan kenari jadi terjamin,” tegasnya.
Didik berharap kedepannya burung kenari semakin digemari. “Sukses terus para penghobby kenari,” tandasnya.(der)