Pan Java, Sajikan Kuliner Bernuansa Jawa

Suasana Pan Java, Menu makan. (Istimewa)
Suasana Pan Java, Menu makan. (Istimewa)

MALANGVOICE – Panorama Alam Nusantara Java/Jawa (Pan Java, red) merupakan salah satu tempat yang siap menyajikan masakan bernuansa Jawa yang menjadi salah satu destinasi wisata kuliner yang yang terletak di Desa Mulyoagung, Dau.

Pan Java yang mengusung konsep budaya dipadukan dengan alam yang asri tersebut dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Budaya Mulyoagung.

Destinasi wisata kuliner yang baru dibuka pada awal tahun 2019 ini memang mengusung konsep budaya dipadukan dengan alam yang asri. Begitu datang kesini, pengunjung bakal disuguhi gaya arsitektur ala Jawa kuno yang sangat kental.

“Ini ala-ala kampung rakyat era kerajaan Majapahit. Kita ada 83 jenis makanan disini, lokal khas Malang. Kalau ingin merasakan makan makanan desa, petani, ya wajib datang kesini. Soal rasa itu, kita natural, seperti misalnya kalau Malang kan itu identik sedap dan gurih, beda sama Jogja yang manis,” ujar Ketua Pokdarwis Kampung Budaya Mulyoagung, Miftakhul Adhim, Rabu (25/12).

Di area seluas 6 ribu meter persegi tersebut, Pan Java terbagi dalam tiga zona, diantaranya Warung Tani, Kasemo dan Cafe Kopi Tani. Masing-masing zona pun memiliki konsep berbeda.

Pertama adalah Warung Tani. Warung Tani ini mengandalkan sajian kuliner khas Jawa, termasuk penyajiannya dan gaya bangunan, serta menu ala prasmanan.

Zona kedua ada Kasemo atau akronim dari Khas Mulyoagung. Di Kasemo ini menu kulinernya cenderung modern dan lebih variatif.

Terakhir ada Cafe Kopi Tani. Di zona ini, pengunjung bisa menikmati seduhan kopi, makanan ringan seperti kafe pada umumnya.

“Kita ada 50 karyawan. Kita juga layani untuk wedding. Sementara ini sudah tiga kali wedding disini. Kalau hari-hari biasa gini bisa sampai 700 orang pengunjung, sampai malam itu. Ya yang banyak mahasiswa, dari luar kota juga ada. Sasaran sebenarnya kan semua kalangan, pejabat, mahasiswa, orang biasa, yang penting ini konsepnya untuk menengah kebawah,” jelasnya.

Selain menawarkan ragam wisata kuliner, lanjut Adhim, pihaknya juga menyediakan edukasi serta wisata pemancingan. Semua itu coba dikemas di satu tempat tersebut.

“Ada edukasi bahasa Inggris, dan kolam ikan, yang dikelola oleh karangtaruna. Kolam ikan tersebut, biasanya digunakan perlombaan memancing,” pungkasnya. (Der/ulm)