Pakar Face Counturing Dokter Isabella Rosellini Tekankan Pentingnya Self Love

Dokter estetik di Kota Malang, Dr. Isabella Rosellini, MH, CMC. (Istimewa)

MALANGVOICE – Dokter estetik di Kota Malang, Dr. Isabella Rosellini, MH, CMC menekankan pentingnya self love. Baginya, self love adalah penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang mendalam terhadap diri sendiri yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan merawat diri sendiri secara fisik dan mental, menghargai batasan dan menghadapi tantangan dengan percaya diri.

Konsep mencintai diri sendiri (self love) kini sering mendapat mispersepsi sebagai hal egois yang hanya terlihat di permukaan saja. Padahal, mencintai diri sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan rutin melakukan perawatan dari ujung kaki hingga kepala agar bisa terlihat sempurna dan meningkatkan rasa percaya diri.

“Pentingnya self love terletak pada kemampuannya untuk meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Ketika kita mencintai diri kita sendiri dengan tulus, kita cenderung membuat keputusan yang lebih baik untuk diri kita sendiri, memelihara hubungan yang sehat dengan orang lain, dan mengatasi tantangan hidup dengan lebih baik,” ungkap wanita yang telah menjadi dokter estetik sejak tahun 2014 tersebut dalam acara Grand Opening Avery Clinic Malang miliknya, Minggu (9/6).

Baca Juga: Undang Nella Kharisma, KPU Luncurkan Tahapan Pilkada Kota Malang 2024

Mayat Pria Mengenaskan Ditemukan di Lahan Tebu Desa Pagelaran

Menurut Dokter Isabella, self love bukanlah tentang menjadi egois atau narsistik, tetapi tentang menghargai dan memelihara kesejahteraan kita secara holistik. Pasalnya, hal ini seringkali dianggap egois oleh Sebagian orang.

“Padahal kenyataannya, kita tidak akan bisa menyayangi orang lain, kalau kita tidak bisa menyayangi diri sendiri,” imbuhnya.

Salah satu contoh yang sering dijumpai oleh dokter lulusan S2 Hukum Kesehatan Universitas Brawijaya ini adalah pasiennya yang melakukan perawatan face contouring seperti filler/botox/tanam benang untuk memperbaiki penampilan namun sering kali dicap tidak mencintai diri sendiri karena tidak mau menerima diri apa adanya.

Padahal, menurutnya tidak selalu demikian. Keputusan seseorang untuk melakukan treatment yang sedikit banyak mengubah kontur wajah ini bisa dipengaruhi oleh berbagai alasan.

“Beberapa orang mungkin merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka dan ingin meningkatkan kepercayaan diri mereka. Ini bukan berarti mereka tidak mencintai diri mereka sendiri, tetapi lebih kepada keinginan untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri,” lanjut Dokbel, sapaan akrabnya.

Penting untuk menghormati pilihan individu dalam hal ini dan tidak langsung mengasumsikan bahwa mereka tidak mencintai diri mereka sendiri hanya karena melakukan filler atau tanam benang. Terkadang, proses cinta diri juga melibatkan perubahan fisik yang dibutuhkan untuk merasa lebih baik tentang diri sendiri.

Sebagai seorang trainer yang ahli di bidang face contouring dan kerap menjadi pembicara di event kedokteran aesthetic & anti aging di dalam dan luar negeri,Dokter Isabella selalu melihat kebutuhan klien atau pasiennya secara holistic. Apabila permintaan klien sesuai dengan standard proporsi estetika dan hal tersebut dapat menambah kepercayaan diri klien, maka iaakan dengan senang hati melakukan treatment yang sesuai dengan kompetensinya.

Namun sebaliknya, apabila tindakan tersebut dilakukan akibat paksaan dari lingkungan luar, atau tidak sesuai dengan standard estetika, maka Dokbel pun tidak akan ragu untuk menolak pengerjaannya.

“Target dari tindakan face contouring pada hakikatnya adalah agar setiap orang bangga dan suka dengan apa yang dia lihat saat dia berkaca. ‘You should be proud with what you see in the mirror’” tutupnya.(der)