Organisasi Pemuda Shiddiqqiyah Bantu Bedah Rumah Keluarga Kurang Mampu di Polowijen

Bedah rumah Polowijen program Santunan Nasional Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqqiyah. (deny/MVoice)

MALANGVOICE – Organisasi Pemuda Shiddiqqiyah (Opshid) menggelar Santunan Nasional rumah syukur layak huni di Polowijen, Blimbing, Kota Malang.

Santri dari Ponpes Majma’al Bahroin Hubbul Wathon minal Iman Shiddiqiyyah, Jombang ini membedah rumah milik Ari Widarko (40) yang ditinggali bersama istri dan tiga anaknya.

Program bedah rumah ini sekaligus mensyukuri Hari Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Baca Juga: Pembangunan Gedung Parkir Bertingkat di Luar Stadion Gajayana Gandeng Tim PPS

Jembatan Pelor Ditutup Sepekan untuk Perbaiki Keretakan

Ketua DPD Opshid FKYME, Ahmad Munir, mengatakan, selama ini sudah ada lima rumah yang dibedah atau dibangun mulai dari nol di Malang Raya melalui program tersebut.

“Pertama di Poliwijen, kemudian Karanganyar Poncokusumo dua unit buat kakak beradik, lalu Pagelaran Kanigoro milik Nuryasin, dan terakhir di Ngantang Waturejo rumah Budirianto,” kata Munir.

Pembangunan rumah ini murni bantuan dari Opshid atas perintah dari KH M Muchtar bin Haji Much Mu’thi. Seluruh biaya ditanggung ponpes dan diperuntukkan untuk keluarga fakir miskin.

“Tujuan kami ingin memberikan kebahagiaan kepada sesama, itu merupakan bimbingan kiai kami yang selalu mengajarkan bersyukur,” lanjutnya.

Rumah yang dibangun di Polowijen ini awalnya sangat memperihatinkan. Bangunan rumah itu sudah tidak layak dan hampir roboh.

Tim Opshid kemudian melakukan survey dan memutuskan untuk membantu membangun rumah milik Ari Widarko. Syarat penting untuk menerima bantuan bedah rumah adalah tanah milik sendiri atau bersertifikat serta masuk golongan tidak mampu.

“Rumah ini dibangun dengan bantuan para relawan santri dengan total rata-rata ada 20 orang. Targetnya pembangunan selesai 21 hari dan sekarang sudah masuk hari ke 15,” lanjut Munir.

Di hari ke 15 ini rumah dengan luas 4×12 meter itu sudah tampak berdiri kokoh. Hanya kurang pemasangan genting tanah liat dan pemasangan keramik serta finishing.

Tak hanya itu, Munir mengatakan siap memberikan bantuan perabotan, seperti kasur, kitchen set, dan meja kursi.

“Desain rumah disamakan, selain itu kami juga menyiapakan paket usaha bagi pemilik rumah dan pemantauan perawatan setiap pekan,” imbuhnya.

Pada momen mensyukuri Hari Sumpah Pemuda ini sudah ada 65 rumah yang dibedah di seluruh Indonesia. Belum lagi ditambah momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sudah ada 132 unit rumah yang dibedah.

Sementara itu Ari Widarko mengatakan sangat bersyukur karena rumahnya dibangun dengan layak.

“Seneng sekali terima kasih kepada organisasi Shiddiqqiyah yang sudah membantu saya menjadi rumah yang layak huni,” katanya.

Pria yang sehari-hari menjadi buruh harian ini berharap rumah yang nanti ditempati bisa lebih nyaman, terutama untuk ketiga anaknya.

“Saya sudah 8 tahun di sini dengan kondisi rumah apa adanya. Saya berharap nanti bisa lebih nyaman dan layak,” tandasnya.(der)