Olah Limbah Kayu dan Tripleks Bekas Jadi Miniatur Eskavator hingga Mobil

Miniatur Mobil dan Eskavator yang dipajang, (MG2).

MALANGVOICE – Thomas Boyke Eko Purnomo (50) mengolah limbah Industri tripleks menjadi miniatur eskavator hingga mobil hias. Keahliannya membuat miniatur ini sangat detail dan rinci mulai kelengkapan komponen interior mobil hingga mesinnya.

Tentunya melalui tangan kreatif yang dimiliki Thomas, limbah tak berharga disulap menjadi barang dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Thomas menceritakan awal mula dirinya mulai menggeluti kerajinan miniatur ini berawal dari keinginannya memiliki mobil pribadi. Namun, karena dirasa belum mampu untuk membeli mobil, mulai lah pembuatan miniatur ini digeluti.

“Saya belajar membuat miniatur sejak 2005. Saya awalnya iseng iseng buat miniatur. Jadi saya dulu kan sopir ingin punya mobil sendiri. Dari pada tidak punya mobil sama sekali, lebih baik saya buat mobil miniatur,” ujarnya, Ahad (18/4).

Dalam proses belajar membuat miniatur kendaraan ini juga tidak berjalan mudah, Thomas mengatakan pernah menghabiskan 5 lembar triplek hanya untuk membuat satu karya di awal. Namun dengan semangat pantang menyerah dan kerja keras kini dia mulai lihai dalam membuat kerajinan tersebut.

“Prosesnya lumayan rumit. Satu buah bisa sampai 2 minggu. Kalau yang mudah sekitar seminggu lah, tapi juga ada yang hingga 2 minggu,” tuturnya.

Tak hanya sampai disitu, salah satu hasil karyanya berupa miniatur eskavator pernah masuk dalam perlombaan tingkat nasional. Dari sekitar 300 orang karyanya masuk dalam 25 besar.

“Miniatur ini adalah hobi saya, dan dari hobi ini juga menjadi rejeki saya. Dari limbah menjadi berkah,” terangnya.

Karya pria yang tinggal di Jalan Kemayoran Lama Atas, Kota Malang ini telah dibandrol dengan harga cukup bervariasi tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.

“Dia menjual karya unik itu dengan harga bervariasi, mulai Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta per unitnya,” tandasnya.(der)