Odha Rentan Terinveksi Virus Corona

Ilustrasi Virus (colourbox)
Ilustrasi Virus (colourbox)

MALANGVOICE — Orang dengan HIV/AIDS (Odha) rentan terinveksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Lantaran sistem kekebalan tubuh Odha melemah sejak terinveksi HIV.

“Jangan panik dan cegah penularannya,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Malang, Bayu Wibawa.

Penularan virus corona terjadi melalui dropret partikel, percikan saluran nafas, kontak erat dan kontak lingkungan yang tercemar. Untuk itu, Odha harus mencegah beberapa langkah antara lain sering mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar, menggunakan masker jika sakit dan berdiam diri di rumah. Selain itu, menjaga jarak aman 1-2 meter.

Sedangkan masker memiliki masa pakai 24 jam dan tak boleh terus digunakan. Selain itu, dilarang menyentuh lapisan luar masker karena dikhawatirkan menempel virus dan bakteri. Gejala terinveksi corona, katanya, batuk, demam, letih, sakit tenggorokan dan gangguan bernafasan. Jika mengalami gejala tersebut, segera memeriksakan diri ke rumah sakit rujukan. “Masa inkubasi 14 hari,” ujarnya.

Sejak pemeriksaan 2005 sampai sekarang komulatif jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 5.187 orang. Sebanyak 4.474 Odha yang masuk perawatan, 316 meninggal dan sedangkan 1.206 tak patuh atau loss to follow up antiretrobiral therapy.

Layanan perawatan untuk Odha tersebar di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, Rumah Sakit Islam Unisma, Rumah Sakit Tentara Soepraoen, Puskesma Dinoyo dan Puskesmas Kendalsari. Selain itu, juga terus dilakukan pemantauan dan pemeriksaan atau tes HIV. Namun, sebanyak 23 puskesmas untuk layanan dan konseling.

Pada 2019 diperiksa sebanyak 14.313 orang, sebanyak 573 atau 4 persen dinyatakan positif HIV. Sebanyak 70 orang atau 12 persen di antaranya warga Kota Malang. Penderita tersebar, rerata setiap kelurahan ditemukan Odha. Sebanyak 54 persen ditularkan melalui hubungan seksual sesama jenis, 18 persen suami istri, penularan narkoba suntik 2 persen, pelanggan pekerja seks 13 persen, dan lain-lain.

Ketua Waria Malang Raya Peduli AIDS (Wamarapa) Lucky Herwardanu, mengaku obat antiretroviral (ARV) sering terlambat. Sehingga Odha, tak bisa mengonsumsi obat yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh tersebut secara rutin. “Sekarang sulit mengakses, terlambat pengirimannya,” ujarnya.(Der/Aka)