Nuansa Horor Mulai Terasa di Museum Angkut

Entrance Museum Angkut berubah jadi pintu masuk ke kastil horor. (fathul)

MALANGVOICE – Museum Angkut Kota Batu akhir Oktober ini menyiapkan tema Goes To Halloween, yang identik dengan penampilan berbagai macam hantu.

Captain Art Division, Dian Art, mengatakan persiapan sudah mencapai 85 persen. Divisi yang dipimpinnya sudah menghasilkan banyak hiasan bertema halloween.

Dian merampungkan beberapa desain dibantu dua orang pekerja. ”Kami menggunakan konsep Kastil Horor dalam Halloween kali ini. Entrance sudah kami desain ada kepala Raja Iblis di atasnya, lalu dinding kanan kiri berupa tembok kastil,” kata Dian sambil menunjukkan entrance Museum Angkut.

Dian ingin pintu masuk ini benar-benar spektakuler guna memberikan surprise kepada pengunjung. Namun, ia tidak menyebutkan detilnya agar desain rincinya tidak bocor terlebih dahulu.

Yang jelas, sambung lelaki asli Batu ini, seluruh area Museum Angkut bakal dipenuhi dengan nuansa seram khas halloween. Akar yang merembet ke dinding juga akan ditambahkan demi sempurnanya desain seram itu.

Selain itu, di beberapa lokasi akan dipasang peti-peti berisi hantu dari berbagai macam negara. “Istilahnya kami buat nanti hantu dari lokal Indonesia, juga hantu impor dari Amerika, Cina, dan lainnya,” imbuh Dian.

Guna menambah efek halloween, Dian sudah mengkonsep puluhan talent yang akan didandani sebagai hantu. Dian sendiri yang bakal mendandani mereka karena ia memiliki bakat dibanyak hal. Ia bisa menyulap orang cantik jadi hantu yang menyeramkan.

“Beberapa hal masih kami siapkan, seperti yang sedang kami kerjakan ini adalah pelengkap di entrance. Jadi orang yang mau masuk ke museum itu bisa langsung takjub, nuansa halloweennya kerasa,” tutur lelaki 28 tahun ini.

Selain membuat konsep seni dari stereofom, Dian sudah memesan ratusan buah labu yang akan dipolesnya sehingga menambah keindahan desainnya. Karena halloween selalu identik dengan buah labu.

“Saya dapat masukan dari manajemen kalau dandanan hallowennya tidak boleh berlebihan, tidak ada darah berceceran dan semacamnya. Karena pengunjung museum tidak semua orang dewasa, tapi ada juga anak-anak,” tandasnya.-