Nilai Religius di Penghujung Ramadan

*) Oleh: Naim M.Pd

Nuansa Ramadan sebentar lagi akan berlalu, tinggal menghitung jam saja, bulan yang penuh doa, hidayah, ampunan, berkah, kasih sayang, dan kelembutan ini akan meninggalkan kita semua, sehingga kita para manusia yang notabene mahluk lemah dan tidak memilik daya tanpa pertolongan-Nya, tentu tidak ada jaminan di tahun mendatang akan bertemu kembali dengan bulan yang penuh maghfirah ini. apalagi kita sebagai umat manusia yang beragama, nilai-nilai religius yang terkandung di dalamnya tentu menjadi sesuatu yan sangat urgent untuk kita aplikasikan dan wujudkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga jika kita mampu menerapkan nilai-nilai Ramadhan pada bulan-bulan berikutnya, maka manusia tersebut benar-benar manusia pilihan yang Allah Swt ketuk hatinya untuk kembali menjadi manusia yang fitri (suci), baik itu suci dalam fikiran, perkataan dan perbuatan.

Banyak umat manusia setelah Ramdhan berlalu, mereka kemudian terlena dan tenggelam dalam uforia “kemenangan”, dan pada akhirnya mereka kembali kepada kebiasaan-kebiasan buruk yang telah dilakukan sebelumnya, seperti mulai menggunjing tetangga yang tidak sepaham dengannya, mulai pamer harta agar dibilang orang “terkaya” padahal ada tetangga di kanan dan kiri rumahnya yang masih berjuang demi memenuhi kebutuhan hidupnya, mencari kesalahan orang lain dan kemudian mencelanya dan masih banyak lagi contoh lainnya, sehingga nilai-nilai luhur yang terkadung dalam ibadah bulan suci Ramadhan ini menjadi sia-sia. Jika tindakan semacam ini terulang kembali pasca bulan Ramadhan, maka tentu hal ini sangat miris dan sungguh tragis. Jika tindakan ini benar terjadi, maka nilai-nilai pengajaran yang telah dimaktubkan oleh Allah Swt melalui serangkaian ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan selama satu bulan penuh itu tidak berhasil dan memuai bebas tanpa bekas.

Value Ramadhan dalam kehidupan manusia
Kalau kita kaji secara holistik, teoritis maupun empiris, maka ada beberapa value yang bisa kita ambil dari ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, diantaranya ialah;

Pertama; hikmah puasa tentu dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt, menjadi lebih rajin beribadah, melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi segala apa yang dilarangnya.

Kedua; lebih mengontrol hawa nasfu, dengan berpuasa kita bisa menghabiskan waktu untuk mengerjakan hal-hal positif yang dapat menciptakan kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ketiga; menerima yang diberikan Allah, menerima dengan lapang dada terhadap rejeki yang kita terima, serta perbanyaklah bersyukur karena masih banyak masyarakat yang jauh di bawah kita.
Keempat; memupuk sifat dermawan, dengan merasakan lapar dan haus saat berpuasa, membuat seseorang tersadar betapa banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita, dan pada akhirnya kita bisa bersikap lebih dermawan untuk membantu sesama.

Kelima; sehat bagi tubuh, dengan berpuasa pola makan dan istirahat kita menajdi teratur, dengan pola makan dan istirahat yang teratur maka menyebabkan tubuh kita menjadi sehat, jika tubuh kita sehat maka untuk beribadah kepada Allah Swt pun semakin semangat.

Keenam; berusaha untuk menjadi lebih baik, dengan berpuasa maka membuat manusia berupaya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, lebih perhatian, peduli dan suka membantu.
Ketujuh; meninggalkan kesenangan dunia, dengan berpuasa membuat manusia menjadi lebih suka beribadah dibandingkan dengan urusan dunia, karena yang ada difikirannya hanyalah keridhoan Allah Swt.

Kedelapan; melatih hidup untuk berperilaku sederhana, puasa mengajarkan kita mengenai hidup sederhana, menghindari tindakan menghambur-hamburkan uang dan memamer-mamerkan harta, karena mereka sadar jika apa yang kita miliki saat ini adalah hanya titipan Allah Swt yang sewaktu-waktu diambil kembali.

Konklusi
Selagi nyawa masih melekat pada raga ini, mari kita menebar nilai-nilai ramadhan, mulai dari keluarga kita, sahabat, teman kerja dan lain sebagainya, yang perlu diingat adalah menebar kebaikan tidak selalu identik dengan uang, menebar kebaikan bisa dengan banyak cara diantaranya (a) berhentilah mencari-cari kesalahan orang lain, (b) berhentilah menggunjing orang lain, (c) berhentilah pamer-pamer kekayaan sementara masih ada saudara-saudara kita yang kelaparan, (d) berbagilah dengan profesi kita (jika kita seorang dosen/guru maka berikanlah solusi kepada mahasiswa/siswa yang sedang menemukan kesulitan dalam mengerjan tugasnya), (e) berbagilah dengan skill kita (jika kita fasih dalam berpidato, maka bantulah mereka yang belum bisa berpidato hingga dia hebat seperti kita), dan masih banyak lagi lainnya.

Yuk kita selalu berdoa agar kita semua masih diberikan kesehatam, kesempatan dan kekuatan oleh Allah Swt untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di tahun mendatang, sehingga kita bisa memperbaiki kembali hal-hal yang keliru yang tidak kita sadari sebelumnya sehingga dengan demikian kita bisa mengisi bulan suci ramadhan tersebut dengan lebih berbobot dan penuh taqwa kepada Allah Swt.

Profil penulis
Naim, M.Pd (dosen Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang)
Sekjen Yayasan Putra Khatulistiwa Malang (YPKM)
Sekretaris IARMI Dewan Pimpinan Kota Malang
Relawan PMI Kabupaten Malang

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait