Muncul Tambang Ilegal, Polres Malang Pastikan Tidak Ada Anggota Polri Terlibat

Petugas Polres Malang saat meninjau lokasi tambang C. (MVoice/Humas Polres Malang).

MALANGVOICE – Proyek galian C tambang pasir di wilayah Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran menimbulkan keresahan warga sekitar.

Pasalnya, keberadaan proyek galian C tambang pasir tersebut dikabarkan dibekingi atau terlibat anggota Polri yang bertugas di Kepolisian Resor Malang.

Mengetahui hal tersebut, Polres Malang langsung bergerak dan memastikan bahwa tidak ada anggota Polri yang menjadi bekingan proyek galian C itu.

Baca juga:
Hasil Kurang Maksimal di Empat Laga, Putu Gede Mundur dari Arema FC

UB Kukuhkan Empat Profesor Lintas Ilmu

Kalah 1-3 dari Bali United, Arema FC Tertanam di Dasar Klasemen

Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, mengatakan, Polres Malang memastikan jajarannya tetap berkomitmen melakukan penegakan hukum kegiatan ilegal yang ada di wilayah hukum Polres Malang.

“Muncul kabar itu, Polres Malang langsung menerjunkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan dan pemantauan di lokasi, dan memastikan tak ada anggota yang jadi beking atau terlibat,” ucapnya, Sabtu (22/7).

Taufik menjelaskan, jajaran Polres Malang sudah turun langsung melakukan pengecekan ke lokasi terkait informasi yang telah beredar luas di masyarakat. Dari hasil penyelidikan diketahui memang terdapat sebuah alat berat yang tengah melakukan aktivitas pengerukan tanah di lahan kosong milik Subakti, warga Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran.

Lahan dengan kemiringan hampir 30° tersebut selama ini hanya dimanfaatkan untuk menanam pohon jenis sengon. Pengerukan lahan dilakukan karena akan digunakan pemilik lahan untuk pembuatan sebagai kandang ternak.

Hasil pengerukan tanah di lahan pekarangan tersebut, lanjut Taufik, tidak untuk diperjual belikan melainkan dimanfaatkan sebagai tanah urug untuk pembuatan jalan bersama.

Rencananya, Subakti bersama warga lainnya sepakat akan membangun jalan di lahan pribadi yang akan diwakafkan sepanjang 100 meter dengan lebar 4 meter. Jalan tersebut nantinya digunakan sebagai akses masuk ke lokasi kebun dan kolam pembibitan ikan lele milik warga yang selama ini hanya bisa dilalui jalan setapak.

“Kemarin Polres Malang sudah melakukan cek lokasi terhadap informasi tersebut, tidak ditemukan adanya galian C seperti isu yang beredar. Keberadaan alat berat digunakan untuk keperluan perataan jalan warga,” ungkapnya.

Dikatakan Taufik, aktivitas perataan tanah dilakukan sejak sekitar 5 hari lalu dengan menggunakan alat berat milik Subakti dan pengerjaan diperkirakan akan berlanjut hingga 10 hari ke depan.

Selain untuk tanah urug, hasil pengerukan juga dimanfaatkan oleh warga lain untuk keperluan pengurugan lahan tanpa dipungut biaya.

“Setelah ditelusuri, aktivitas pengerukan tanah bukan untuk tambang galian. Hasil pengerukan tanah dimanfaatkan untuk pembuatan jalan dan ada juga warga yang memanfaatkan untuk tanah urug, tidak dipungut biaya,” jelasnya.

Taufik menegaskan, pihaknya tak akan memberikan toleransi pada aktivitas galian C ilegal di Kabupaten Malang. Untuk itu, dia berpesan agar segera melapor ke polisi jika ada informasi kegiatan penambangan ilegal dan meresahkan masyarakat.

“Silakan lapor ke polisi jika ada tambang ilegal. Kita ada layanan polisi telepon 110 maupun whatsapp Soegab di 0811-482-000,” imbuhnya.

Selain itu, warga juga bisa langsung melapor ke Polres Malang jika ada permasalahan penambangan ilegal yang meresahkan masyarakat.

“Segera laporkan, kami akan tindak lanjuti,” tegasnya.(der)