MALANGVOICE – Motivator Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan seorang mantan narapidana terorisme (napiter) memang memiliki masa lalu kelam. Akan tetapi, hal tersebut bukan menjadi alasan bagi masyarakat untuk terus menerus menstigma negatif hingga mengucilkan mereka.
Dia menerangkan malah sepatutnya masyarakat harus membantu mereka dengan memberikan semangat dalam menjalani kehidupan masa depan dan meninggalkan masa lalunya sebagai mantan napiter.
”Mereka memang salah. Tapi, jangan dianggap mereka selalu salah. Kita harus rangkul mereka. Mereka butuh pegangan agar bisa terus semangat untuk menjalani kehidupan masa depan lebih baik,” ungkapnya saat diwawancarai usai memberikan motivasi kepada beberapa napiter di Rumah Makan Kertanegara, Kota Malang, Rabu, 4 November 2020.
Dia menyampaikan silaturahmi dan ramah tamah tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya pada 26 Oktober 2020. Dia mengaku sangat kagum dengan beberapa mantan napiter bisa memulai kehidupan barunya dengan berbagai cara tadi yaitu berwirausaha dan lain sebagainya.
”Dalam batin saya, mereka ini adalah orang baik dan luar biasa. Makanya itu tadi, mereka hanya butuh motivasi dan pegangan agar bisa melupakan masa lalu dan menatap masa depan untuk lebih baik,” ungkap wartawan senior ini.
Aqua mengungkapkan mereka sejatinya hanya butuh mentor atau motivasi. Salah satunya dari lingkungan sekitarnya yaitu masyarakat itu sendiri. Sehingga, mereka bisa menata masa depannya dengan beragam cara seperti berwirausaha dan lain sebagainya.
Bahkan, dia mengungkapkan banyak diantara mereka sudah memiliki beragam kegiatan wirausaha seperti tukang cukur hingga usaha kecil-kecilan.
”Saya mengapresiasi mereka ini. Seperti Pak Irfan dari Probolinggo, dia mulai membuka usaha sebagai tukang cukur. Dia punya semangat luar biasa. Artinya, mereka ini adalah saudara kita yang punya niat untuk lebih baik kedepannya,” tuturnya.
Dia juga mencontohkan salah satu mantan napiter bernama Syahrul. Warga Singosari ini memiliki usaha kecil berupa membuat produk permen buah bernama Calyna Candy. Bahkan, usaha itu dimulai dari nol hingga sekarang sudah dikemas dengan baik dan memiliki ciri khas sendiri.
”Saya coba untuk memotivasi mereka, biar semangat. Kalau bisa saya bantu, akan terus saya bantu. Dengan harapan mereka tetap semangat berkarya dan terus mengoptimalkan bakatnya,” terang alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Di sisi lain, dia menyebutkan kegiatan tersebut sebagai salah satu cara untuk menggalakan silaturahmi dengan semua pihak. Selain dengan mantan napiter, melainkan juga dengan pemerintah setempat seperti Balai Pemasyarakatan (Bapas) Malang dan dinas-dinas terkait.
”Silaturahmi adalah salah satu kuncinya. Kita saling sharing dan berkoordinasi untuk mereka, para mantan napiter ini. Apa yang bisa kita bantu, ya kita bantu dengan kemampuan kita,” jelasnya.
Sementara, salah satu mantan Napiter Syahrul mengaku mendapatkan suntikan semangat dan motivasi dari berbagai pihak. Dia semakin semangat untuk terus mengembangkan usaha kecilnya berjualan makanan ringan berupa permen buah.
”Saya dari awal mendapat pendampingan dan dibantu oleh semua pihak. Khususnya Bapas Malang yang selalu membantu kami untuk terus semangat menjalani kehidupan baru dan meninggalkan masa kelam dulu,” ujarnya.
Dia mencontohkan bagaimana berjuang dari nol membangun dan mengembangkan usaha kecilnya berjualan makanan ringan berupa permen buah. Mulai difasilitasi ikut pelatihan dan lain sebagainya sehingga sekarang sudah sedikit banyak mendapatkan hasilnya.
”Ini salah satu produknya (permen buah Calyna Candy). Ini merupakan salah satu pendampingan dari Bapas Malang. Makanya, Alhamdulillah, kami sangat bersyukur bisa menjalani kehidupan normal seperti masyarakat lainnya lagi,” ucapnya.(der)