MALANGVOICE – Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar antara Pilihan Presiden (Pilpres) dan Pilihan Legislatif (Pileg) 2019 merupakan proses pesta demokrasi yang memberatkan dan brutal.
Hal ini disampaikan langsung oleh Komisi III DPR RI dari partai Gerindra Moreno Soeprapto, Selasa (23/4).
Menurut Moreno, dalam pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2019 yang digelar secara bersamaan ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan.
“Pemilu kali ini sangat brutal dan melelahkan. Banyak temen-temen dari 01, 02, caleg, relawan, saksi, semua kecapekan. Bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Rencananya dengan semangat untuk mengefesiensikan, tapi faktanya malah itu yang terjadi di lapangan,” kata pria yang kini duduk di Komisi III DPR RI itu saat ditemui di kantor DPC Gerindra Kota Malang, Selasa (23/4/2019).
Pesta demokrasi kali ini, lanjut Moreno, sebenarnya bertujuan untuk mengefesiensikan anggaran. Namun, konsep Pilpres dan Pileg yang digelar secara bersamaan seperti tahun ini belum bisa diterapkan.
“Capek sekali mas. Sangat melelahkan. Sekarang waktunya sampai pagi perhitungan, SDM kita juga manusia biasa semua. Yang tidak sengaja melakukan kesalahan, jadi masuk ke indikasi kecurangan karena kecapekan. Kedepan saya ingin agar Pilpres dan Pileg digelar secara terpisah,” jelasnya.
Bahkan, tambah Moreno, banyak masyarakat yang kebingungan dengan adanya surat suara yang terlalu banyak.
“Saat memasuki bilik pencoblosan, banyak orang yang sudah dredeg, bingung, kertas suara ada lima. Mayoritas pemilih tidak hanya milenial, ada juga lansia,” pungkasnya.(Der/Aka)