Monumen Chairil Anwar Bakal Berstatus Cagar Budaya

Monumen Chairil Anwar di Jalan Basuki Rahmat atau Kayu Tangan usai dipugar. (Aziz Ramadani MVoice)

MALANGVOICE – Monumen Chairil Anwar Jalan Basuki Rahmat atau di kawasan Kayu Tangan Kota Malang bakal berstatus cagar budaya. Ini karena monumen sastrawan yang terkenal dengan karya puisi berjudul ‘Aku’ itu memiliki nilai kesejarahan alias heritage.

Monumen berlokasi persis di depan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus itu telah selesai dipugar, belum lama ini. Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Agung H Bhuana membenarkan rencana penetapan status cagar budaya tersebut yang ditargetkan rampung, tahun ini.

“Monumen Chairil Anwar memiliki nilai sejarah yang luar biasa, dan akan ditetapkan sebagai CB (cagar budaya) tahun ini,” kata Agung.

Ia melanjutkan, status cagar budaya juga berkaitan dengan bakal ditetapkannya kawasan Kayu Tangan sebagai kawasan wisata heritage.

“Monumen Chairil Anwar itu belum lama ini dilakukan pemugaran pada area tamannya. Dengan harapan mampu memberi kenyamanan wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan Kayu Tangan,” urainya.

Agung menambahkan, monumen Chairil Anwar diinisiatori oleh H Hudan Dardiri untuk menghormati sosok Chairil Anwar sebagai penyair, sekitar 1955 silam. Terlebih, sastrawan kelahiran Medan itu pernah menginjakkan kakinya di Kota Malang. Tepatnya saat menghadiri Sidang Pleno Ke-5 Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang kemudian berubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tahun 1947.

Sidang tersebut berlangsung pada 27 Februari hingga 5 Maret 1947 di Gedung Concordia Societiet yang kini menjadi pusat pertokoan atau mal Sarinah. Lokasi itu tidak jauh dari berdirinya patung tersebut.

“Indonesia hanya ada dua monumen Chairil Anwar. Kota Malang lebih istimewa karena Chairil Anwar tak disandingkan dengan tokoh manapun dan lebih menonjol,” tutupnya. (Der/Ulm)