Momen Idulfitri, Sutiaji Sambut Baik Kerukunan Umat Beragama di Kota Malang

Nuansa salat Ied di depan halaman Gereja Kayutangan. (Diskominfo Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Nuansa lebaran setelah dibatasi karena pandemi Covid-19 terasa saat Salat Ied di Masjid Jami, kawasan Alun-alun Kota Malang, Senin (2/5).

Betapa tidak, ribuan jemaah memadati areal masjid hingga meluber ke jalan sampai di depan halaman Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan.

Pemandangan tak biasa ini membuat toleransi antar umat beragama di Kota Malang semakin kuat. Dibuktikan juga sejak pagi, para pastor dan suster bersama umat Katholik juga bekerdiri di depan pagar sembari membagikan koran sebagai alas. Di sisi lain, beberapa orang umat gereja juga tampakĀ  menggelarkan tikar di halaman gereja.

Toleransi umat beragama di Kota Malang. (Diskominfo Pemkot Malang)

“Kami membuka dan mempersiapkan pelataran untuk digunakan teman-teman Muslim beribadah. Ini sesuatu yang luar biasa bahwa toleransi itu masih kuat di Kota Malang. Pagar gereja kami buka sekitar pukul 04.30 tadi menyambut saudara Muslim yang akan Sholat Ied,” ungkap salah satu pastor rekaN di Gereja Kayutangan, Romo Yoris, O. Carm.

Baca Juga: Semarak Libur Lebaran, JTP Grup Luncurkan Wahana Baru di Momen Akbar

Romo Yoris menyatakan, ini bukanlah kali pertama pihaknya mempersilakan umat Muslim menggunakan pelataran gereja untuk Sholat Ied.

“Setiap tahun dilakukan. Namun karena dua tahun kemarin pandemi, dan kegiatan salat dibatasi maka kami juga tidak melakukannya,” imbuhnya.

“Kami hadir, tikar-tikar kami gelar. Tapi yang terpenting adalah keramahtamahan. Kita belajar kebhinnekaan. Kami juga berterima kasih kepada temen-teman Muslim yang mendoakan kami dan hidup bersama kami. Apalagi ini Malang, keragamannya kuat sekali,” pungkas Romo Paulus Teguh, O. Carm yang juga salah satu pastor rekan di gereja tersebut.

Romo Teguh mengungkapkan Gereja Kayutangan juga membuat kebijakan untuk mengundur jam misa (peribadatan umat Katholik) yang biasanya digelar jam 06.00 menjadi jam 12.00 siang.

Wali Kota Malang Sutiaji melihat toleransi ini sebagai hal baik dan sangat menyambut baik kerukunan yang terjaga di Bumi Arema ini. Menurutnya keberagaman senantiasa menjadi kekayaan Kota Malang sebagai miniatur Indonesia dan melindunginya telah digariskan dalam misi ketiga pembangunan daerah.

“NKRI sudah final. Komitmen Pemkot Malang sudah nyata juga di misi ketiga. Maka Keberagaman seperti yang tersaji hari ini dalam momen idulfitri sangat indah untuk kita rawat bersama”, ungkapnya.

Seusai salat Ied, para romo suster, dan umat Katholik juga turut bergembira dengan memberi salam dan selamat hari raya kepada umat Muslim yang salat di halaman gereja, maupun mereka yang melintas di depan gereja.

Beberapa orang muda Katholik juga meriahkan dengan mendendangkan lagu-lagu bertema Lebaran. Tak jarang juga, para umat Muslim mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama para umat Katholik di Gereja Kayutangan.(der)