Mobil Tenaga Listrik Karya Anak UB Jadi Koleksi Museum Angkut

Aristo EV 1 mobil tenaga listrik FT Universitas Brawijaya dihibahkan ke Museum Angkut, Senin (12/2). (Aziz / MVoice)
Aristo EV 1 mobil tenaga listrik FT Universitas Brawijaya dihibahkan ke Museum Angkut, Senin (12/2). (Aziz / MVoice)

MALANGVOICE – Museum Angkut Jatim Park Grup kembali menambah koleksinya. Teranyar adalah mobil listrik karya mahasiswa Apatte 62 Brawijaya jurusan teknik mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.

Serah terima mobil dengan bernama Aristo EV 1 berlangsung di Hall Museum Angkut, Senin (12/2). Aristo EV 1, mobil dengan bentuk seperti kapsul berwarna merah putih ini miliki catatan prestasi mumpuni di bidangnya. Baik kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.

Mobil itu berhasil juara 2 nasional pada kejuaraan energy marathon challenge 2014. Lalu peringkat 8 Shell Eco Marathon Asia 2014 Manila, Philipina. Dan peringkat 5 Shell Eco Marathon Asia 2015 Manila, Philipina.

Bahan dasar mobil ini adalah karbon fiber. Tenaganya memanfaatkan baterai lithium dengan intensitas baterai 85 persen. Untuk kecepatannya mobil sekitar 320 kilometer per kilowatt perjam. Mobil itu dirakit pada tahun 2012 dan tuntas di tahun 2013

Manajer Apatte 62 UB, Tiara Shinta menjelaskan, hibah kerja sama ini bertujuan jadi ajang mengedukasi para wisatawan. Khususnya para pelajar dan mahasiswa.

“Kalau kami taruh di sini banyak aspek bisa jadikan pembelajaran. Supaya tahu bahwa Indonesia, khususnya di Malang punya mobil dan bisa membuat mobil listrik,” ujar Tiara.

Sementara itu Operational Manager Museum Angkut Endang A. Shobirin menjelaskan, Museum Angkut merupakan destinasi wisata yang peka terhadap perkembangan dunia teknologi, edukasi dan inovasi. Sesuai dengan visi dan misi, pihaknya sangat peduli dunia pendidikan. Terlebih produk ramah teknologi kaitannya produk gerakan hemat energi. Tak terkecuali apa yanh diusung oleh Universitas Brawijaya ini melalui mobil Aristo EV 1 tersebut.

“Terima kasih kontribusi para mahasiswa UB yang telah menciptakan sesuatu yang menginspirasi. Tentu semakin menginformasikan dan mengedukasi wisatawan bahwa di sini tidak hanya mobil zaman kuno. Melainkan juga teknologi alat angkut terbaru juga ada,” tutup Endang.(Der/Aka)