Misi Link and Match dengan Industri, Teknik Sipil Polinema Evaluasi Kurikulum

Evaluasi Pengembangan Kurikulum dan Tracer Study Polinema. (Lisdya)

MALANGVOICE – Sesuai dengan tuntutan dunia industri agar tercipta lulusan yang memiliki kompetensi link and match, kampus harus terus mengevaluasi kebijakan kurikulum. Salah satunya yakni progam studi (prodi) Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang (Polinema)

Pembantu Direktur I, Supriatna Adi Suwignjo, mengatakan, perubahan kurikulum menuntut perubahan kebijakan vokasi. Di mana SDM harus ditingkatkan seiring Renstra dan kebutuhan dunia kerja (du-di).

“jadi, bukan hanya evaluasi kurikulum, pendekatan masukan atau tracer study dari du-di terkait apa yang dibutuhkan. Karena nantinya berdampak pada jumlah dan kecepatan serapan lulusan,” ujarnya kemarin Kamis (1/8) kepada awak media.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, sesuai dengan kebijakan Kemenristek Dikti dalam pola kurikulum 321, 521 sudah mix and match dalam dunia kerja, tetap harus dimodifikasi kurikulum 411 atau lainnya agar terjadi link and match. Kebijakan tersebut dapat diaplikasikan kompetensinya saat mahasiswa magang.

Saat magang yang idealnya enam bulan atau lebih, dengan menerapkan kurikulum tersebut mahasiswa mampu memiliki kompetensi. Solusi lainnya, dikatakan Supriatna, dengan menerapkan teaching factory di mana polanya sama dengan saat bekerja di du-di. Hanya saja dalam porsi mini untuk mengenalkan suasana, budaya, sikap, dan tanggung jawab kerja terbentuk sebelum direkrut bekerja. Semua upaya tersebut agar mahasiswa mampu berkompetisi dan kompeten.

“Apabila antar mahasiswa dan industri tidak match, maka solusinya, harus mencari kemitraan industri yang kompatibel,” tambahnya.

Bahkan, ada beberapa dosen dan tim ahli Polinema yang memperoleh kepercayaan dari lembaga sertifikasi profesi sebagai asesor untuk menguji keahlian mahasiswa dan dosen lain di Polinema. Ditargetkan, mahasiswa memiliki sertifikat keahlian minimal satu dalam setahun.

“Kalau sudah memiliki sertifikat industri, selain diakui du-di, nantinya lulusan mampu terserap kerja lebih cepat dan langsung bisa bekerja. Masukan tracer study dari alumni dan narasumber sangat dibutuhkan. Terutama apa yang dibutuhkan dalam perubahan du-di,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Jurusan Teknik Sipil, Sumardi mengatakan, kurikulum yang sudah dibuat harus dikondisikan sesuai dengan pendidikan Vokasi.

Denga demikian, diharapkan lulusan Polinema mampu mandiri dalam bekerja. Artinya, ketika di du-di, alumni mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas atau kebutuhan berdasarkan kompetensi yang dimiliki.

“Dengan kurikulum link and matc yang selalu update, alumni bisa menguasai kondisi di lapangan. Bahkan mahasiswa bisa cepat terserap kerja kurang dari tiga bulan,” tandasnya. (Der/Ulm)