Minyak Jelantah Juga Kaya Manfaat, Asal…

jelantah
jelantah (istimewa)

MALANGVOICE – Jelantah merupakan istilah limbah minyak sisa proses menggoreng. Umunya, jelantah diketahui masyarakat berpotensi berbahaya  karena mengandung senyawa karsinogen (zat pemicu sel kanker) dan senyawa perioksida.

Namun ternyata, menurut Dr Luchis Rubianto LRSC MMT, dosen Politeknik Negeri Malang, minyak jelantah bisa dimanfaatkan menjadi pengganti bahan baku minyak sebagai sumber energi atau biodesel.

“Selama ini harga bahan baku berupa minyak sawit Crude Palm Oil (CPO) Rp 8000/kg, masih lebih mahal dibanding harga jual biosolar Rp 5.150 /liter di SPBU Pertamina,” tandasnya pada saat Orasi Ilmiah Dies Natalis Polinema ke-34, siang ini.

Untuk mengkonversi jelantah menjadi biodesel, perlu dilakukan proses transesterifikasi, yaitu proses mengubah bentuk zat ester menjadi zat ester lainnya.

“Reaksi jelantah denhan metanol dengan katalis KOH pada suhu 65 derajat celcius menghasilkan biodesel dengan hasil samping gliserin atau gliserol, senyawabyang sering dipakai untuk bahan kosmetik dan peledak,” paparnya.

Selanjutnya, hasil biodesel itu digunakan sebagai bahan bakar boiler pada pembangkit listrik untuk sektor industri dan transportasi.

“Emisinya sangat minim, sehingga menjamin kelestarian lingkungan. Selain itu mencegah jelantah dikonsumsi masyarakat dan mencegah polusi tanah karena jelantah tidak dibuang sembarangan. Terakhir, hemat bahan bakar minyak juga,” tutup pria yang juga alumni Polinema ini.