Minimalisir Kasus Perundungan, Para Pelaku Budaya Tawarkan Budayawan Mengajar

Wali Kota Malang Sutiaji bersama para budayawan di gedung KNPI Kota Malang, Rabu malam (5/2). (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji bersama para budayawan di gedung KNPI Kota Malang, Rabu malam (5/2). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Budayawan mengajar, salah satu rekomendasi yang disodorkan para budayawan dan seniman merespon kasus perundungan atau bullying.

Hal ini tercetus pada momentum bertajuk “Dialog Publik Amanat Pemajuan Seni dan Budaya Kota Malang” yang digelar Komite Kebudayaan Kota Malang (K3M) di gedung KNPI kota Malang, Rabu malam (5/2).

Salah satu budayawan, Wahyu Eko Setiawan merekomendasikan agar para budayawan Kota Malang diikutkan dalam proses belajar mengajar atau bisa disebut program budayawan mengajar. Hal Itu, menurutnya, termotivasi dari permasalahan perundungan siswa.

“Yang menurut kami (perundungan) juga disebabkan oleh hilangnya nilai -nilai budaya dalam pengajaran, dan melalui program ini juga akan menguatkan pendidikan karakter dari Pak Wali,” ujarnya.

Merespon itu, Wali Kota Malang Sutiaji menyambut baik gagasan tersebut. Sebab, program tersebut sesungguhnya ini sudah linier dengan fungsi bidang kebudayaan, terlebih kini melekat pada Dinas Pendidikan (sekarang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan).

“Artinya apa yang dilontarkan Sam Wahyu, sangat dimungkinkan dan segera saya minta dinas untuk merumuskan aktualisasinya,” jelas Sutiaji.

Sementara itu Ketua K3M Jatmiko mengatakan, bahwa dialog ini digelar karena terpanggil dan komitmen budayawan Kota Malang untuk ikut memajukan Bhumi Arema, sekaligus “menagih” dukungan Pemkot Malang kepada pemajuan kebudayaan Kota Malang.

Hal lain yang disinggung dan dititipkan para budayawan serta direspon baik oleh Wali Kota Malang adalah pelibatan budayawan dalam menyemarakkan HUT ke -106 Kota Malang dan penguatan data base pelaku budaya Kota Malang oleh perangkat daerah teknis.(Der/Aka)