Meriset Mikroplastik Sungai Brantas, PJT 1 Gandeng Mahasiswa Peneliti

MALANGVOICE – Potensi mikroplastik mencemari Sungai Brantas, khususnya di Malang Raya direspon serius Perum Jasa Tirta (PJT) 1.

Riset mendalam berkolaborasi dengan akademisi serta para peneliti muda dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim bakal segera digelar.

Direktur Utama PJT 1 Raymond Valiant Ruritan mengatakan, bahwa sebagai kerjasama yang diharapkan bermanfaat bagi pelestarian air, PJT 1 bakal mengundang para mahasiswa dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan UIN Surabaya menjadi mitra peneliti dalam riset tentang mikroplastik di Sungai Brantas yang sedang direncanakan.

“Oleh karena ini merupakan upaya akademis, bukan advokasi, maka PJT 1 akan berkomunikasi langsung dengan komunitas peneliti ini, sehingga dapat efektif. Penelitian ini diharapkan bisa memberi baseline informasi tentang kondisi mikroplastik di Brantas,” katanya, Jumat (11/9).

PJT 1 mengapresiasi penelitian para mahasiswa yang telah dilakukan mulai Juli – Agustus lalu sebagai kepedulian pada lingkungan Sungai Brantas.

“Tentunya masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam penelitian ini, namun sekali lagi ini sesuatu yang perlu dihargai,” ujarnya.

Sementara itu, Ahli Lingkungan Perum Jasa Tirta I, Ir. Hermien Indraswari, mengatakan, bahwa permasalahan mikroplastik baru saja mengemuka lebih kurang dua tahun terakhir. Hingga saat ini, mikroplastik belum ditetapkan sebagai parameter dalam menentukan kriteria mutu air sungai sebagaimana diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh mikroplastik dalam menentukan status mutu air sungai.

“Jika dari hasil penelitian diketahui adanya pengaruh yang signifikan, akan menjadi masukan kepada Pemerintah. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan awal 2021 dengan menggandeng para mahasiswa tim peneliti sebagai mitra serta sejumlah akademisi,” ujarnya.

Brantas merupakan salah satu Sungai Strategis yang keberadaannya memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat Provinsi Jawa Timur dengan panjang sungai mencapai 320 km serta luasan DAS hingga 12.000 km2, Sungai Brantas menjadi tumpuan hampir 50 persen populasi penduduk Jawa Timur. Dari fakta di atas menjadikan banyak pihak yang menaruh perhatian pada kondisi Sungai Brantas.

Isu sampah mikroplastik telah mengemuka tidak hanya di Indonesia, namun telah menjadi isu global. Hal ini menarik minat beberapa peneliti muda untuk melakukan penelitian mandiri terkait kandungan mikroplastik di Sungai Brantas. Sejak Bulan Juli lalu, kelompok mahasiswa telah melakukan penelitian mikroplastik di beberapa titik sepanjang Sungai Brantas.

Menanggapi isu mikroplastik ini, Perum Jasa Tirta I sebagai BUMN Pengelola Wilayah Sungai Brantas merasa perlu melakukan pendalaman secara komprehensif. Salah satu pendekatan untuk memahami pengaruh mikroplastik adalah dengan melakukan penelitian dengan metode yang teruji dan memenuhi standar kaidah ilmiah sesuai panduan.

Mikroplastik sendiri merupakan partikel yang berasal dari polymer dengan diameter < 5 mm. Sebagian dapat diamati secara visual menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100 kali, sedangkan untuk mikroplastik berukuran lebih kecil (< 200 mikron) memerlukan instrumentasi dengan Fourier Transform Infrared (FTIR).

Sebelum melakukan penelitian tersebut, Perum Jasa Tirta I mengajak diskusi mahasiwa peneliti mikroplastik untuk memperoleh kesepahaman terkait metodologi penelitian maupun pengambilan data sampel air. Diskusi ini diselenggarakan secara terbatas di Kantor Pusat Perum Jasa Tirta I Jumat, 11 September 2020. Pada diskusi tersebut dibahas juga terkait upaya pengelolaan kualitas air yang telah dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I, mulai dari teknis pengambilan sampel air, metode uji analisis sampel pada laboratorium, hingga cara memonitor kondisi kualitas air sepanjang Brantas secara offline maupun online melalui sistem informasi kualitas air (SIKUALA).(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait