MALANGVOICE – Tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) mevalidasi Puskesmas Janti, Sabtu (10/8). Tujuannya untuk menjaring dari TOP 99 Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) menuju TOP 45.
Tim terdiri, Peneliti LIPI Profesor Siti Zuhro, YLKI Indah Suksmaningsih serta dua anggota Tim Kemenpan RB. Mereka meneliti sarana dan prasarana pendukung layanan disabilitas serta tools inovasi Brexit atau Braille E Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities Puskesmas Janti Dinkes Kota Malang. Tim juga berkomunikasi dengan pasien disabilitas yang juga user Brexit.
“Saat paparan oleh Wali kota dulu, kami perhatikan koq sederhana banget. Tapi ternyata setelah hari ini kami lihat secara langsung, bukan sederhananya inovasi itu yang membuat nilai lebih dari Brexit, tapi mampu menghantarkan kemandirian kelompok disabilitas, itu yang menjadi poin lebih,” kata Siti Zuhro.
Ia melanjutkan, hal ini terlihat mulai dari kedatangan, pendaftaran, pengambilan resep hingga pulang, user disabilitas melakukannya secara mandiri.
“Ini unik dan belum ada di daerah lain. Apalagi ada daerah lain yang mereplikasi, artinya ada kesinambungan dan dapat diterapkan. Justru akan jadi pertanyaan bila inovasi tersebut ternyata hanya bisa (berlaku) di daerah itu saja. Ini poin lebih Brexit, ” ujar perempuan juga alumni Universitas Jember ini.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, Inovasi Brexit memberikan langkah terobosan kemudahan pelayanan kepada kelompok disabilitas, terutama tuna netra.
Ada lebih 150 penyandang tuna netra yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Janti, selalu dipandu pendamping untuk berkomunikasi dengan petugas.
” Kini dengan Brexit, saudara saudara tuna netra bisa secara mandiri dari masuk puskesmas, mendaftarkan untuk pemeriksaan, hingga pengambilan obat hingga membaca tutorial resep obat,” kata Sutiaji.
“Pada setiap counter layanan juga telah disediakan media bantu komunikasi braille, ” imbuhnya.
Brexit, lanjut dia, merupakan wujud komitmen Kota Malang atas layanan yang tidak disparitas, tidak diskriminatif dan wujud komitmen kuat keberpihakan kepada kelompok – kelompok minoritas, khususnya disabilitas.
Kepala Puskesmas Janti, Endang Listyowati menambahkan, kemudahan layanan Brexit menjadikan kunjungan warga tuna netra semakin tinggi.
“Bukan semata-mata berobat, tapi juga menggambarkan kesadaran hidup sehat juga bergerak selaras dengan kehadiran Brexit,” tutupnya.(Der/Aka)