Menikmati Sensasi Berkuda Berlatar Gunung Panderman di Megastar Kota Batu

Salah satu pengunjung saat asik berswafoto dengan kuda di Peternakan Kuda Megastar Indonesia, Kota Batu (Foto: Ayun/MVoice)
Salah satu pengunjung saat asik berswafoto dengan kuda di Peternakan Kuda Megastar Indonesia, Kota Batu (Foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Wisata Peternakan Kuda Megastar Indonesia selalu menjadi destinasi menarik untuk menunggangi kuda. Tak hanya itu saja, pengunjung juga mendapatkan bonus berswafoto dengan latar belakang Gunung Panderman.

Wana wisata yang berada di jalur lingkar barat (jalibar) Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu awalnya merupakan tempat penangkaran kuda yang dikonsepkan dengan program silvopastur dari Perhutani(Perusahaan Hutan Negara Indonesia). Silvopastur yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan peternakan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kuda dengan taraf internasional juga menjadi koleksi serta penghuni tempat tersebut. Sehingga Peternakan Kuda Megastar menjadi salah satu objek wisata favorit yang ada di Kota Batu.

Petugas dan Perawat di Peternakan Kuda Mega Star Indonesia, Usman mengatakan pengunjung masih stabil. Tapi, pada hari-hari biasa terbilang sepi.

”Kalau ramainya pas Sabtu-Minggu itu. Kalau hari-hari seperti sekarang ini sepi. Cuma dua sampai lima orang saja,” ujarnya saat ditemui MVoice.

Wana wisata ini mempunyai dua sirkuit yang menjadi lapangan pacuan kuda. Pertama yang mempunyai luas 60 x 50 meter persegi seperti lapangan kecil. Sementara sirkuit yang kedua yakni mempunyai luas 100 x 100 meter persegi.

Ia menjelaskan, kedua sirkuit tersebut sama-sama bisa digunakan untuk menunggang kuda bagi wisatawan yang ingin mencoba sensasi berkuda

Sementara itu, terkait adanya kebakaran di Gunung Panderman sendiri menurutnya tidak begitu berdampak. Meski informasi awalnya kebakaran itu sampai di lereng gunung.

”Nggak begitu dampaknya. Pengunjung masih bisa menikmati wisata di sini,” tuturnya

Selain bisa mencoba sensasi berkuda, wana wisata ini juga menyediakan hamparan perkebunan bunga matahari yang bermekaran. Pengunjung bisa sepuasnya berswafoto dengan latar belakang bunga matahari seluas satu hektare.

Salah satu pengunjung asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, Intan Cahya Ningrum mengatakan menyukai pemandangan yang disajikan tempat wisata tersebut. Meski awalnya sempat takut dengan kuda-kudanya. Setelah ditunggangi ternyata jinak dan enak.

”Awalnya kuda-kuda itu yang bikin takut. Tapi, ternyata jinak dan enak,” ujarnya.

”Seketika itu langsung tak bawa jalan-jalan layaknya si petugas. Ternyata seru,” ungkap perempuan yang masih Semester III Fakultas Pertanian IPB University itu.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono memberikan apresiasi ke peternakan yang letaknya sangat strategis itu. Dengan demikian akan menambah daya tarik wisatawan luar daerah untuk berkunjung ke Kota Batu.

“Tentunya kami Pemkot Batu memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada warga Kota Batu yang kreatif menciptakan destinasi wisata baru,” ujarnya

“Tentunya di Kota Batu ini letak peternakan punya kelebihan. Mulai dari pemandangan dekat dengan Gunung Panderman, dan pemandangan hutan,” tutupnya.
(Der/Aka)