Menelisik Kitab Kuno Berusia Ratusan Tahun di Gereja Immanuel Kota Malang

Dua kitab kuno yang tersimpan rapi di lemari kaca, Gereja Immanuel, Kota Malang, (Ist).

MALANGVOICE – Terdapat dua kitab berusia ratusan tahun yang tersimpan rapi di dalam Gereja Immanuel Kota Malang.

Dua kitab tersebut dibawa Pemerintahan Belanda pada tahun 1861 bersamaan dengan pembangunan gereja Immanuel yang tepatnya berada di Jalan Merdeka Barat, Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

“Dua al-kitab itu cover-nya terbuat dari kulit domba dari Belanda. Kulit domba itu dijadikan sebagai simbol keagamaan Gereja Protestan Belanda saat VOC,” ujar Richard Agung Sutjahjono selaku Pendeta Immanuel Malang, Kamis (26/5).

Manuscript itu adalah kitab Injil yang masih menggunakan bahasa Belanda Kuno. Kini jemaah Gereja Immanuel Kota Malang itu beribadah menggunakan imitasi kitab tersebut yang sudah di terjemahkan ke bahasa Indonesia.

“Kitab itu berbahasa Belanda kuno, jadi jemaah menggunakan Imitasinya yang sudah di terjemahkan ke bahasa Indonesia. Kalau kitab aslinya di simpan di ruang khusus bersama manuscipt peninggalan Belanda VOC,” kata Richard.

Diklaim Richard, dua kitab atau manuscript kuno itu pernah diminta Pemerintah untuk dimuseumkan. Selain itu, ada juga sejumlah kolektor yang ingin meminta kitab tersebut. Tapi pihaknya tetap menolak.

“Kami tidak mau, karena ini adalah karakteristik dari gereja protestan. Ini adalah nilai historis, yang menguatkan gereja itu pada akhirnya mendapatkan sertifikat dari Pemkot Malang sebagai cagar budaya,” jelasnya.

Manuscipt itu kini diletakkan didalam lemari kaca dengan pengawasan yang cukup ketat. Dimana terdapat cctv dan terdapat alat pendeteksi keamanan di lemari kaca tersebut.

Terpisah, Pemerhati Budaya Malang, Agung Buwana, membenarkan, jika dua kitab tersebut merupakan sejarah dari berdirinya gereja Immanuel sebagai tempat beribadah orang Eropa dan Belanda.

“Jadi Gereja Immanuel itu disebut sebagai gereja negara. Gereja negara itu adalah tempat tahanan orang Belanda itu wajib beribadah disediakan tempat. Dua kitab itu memang merupakan bagian dari sejarah Gereja Immanuel,” Imbuhnya.

Selain dua kitab itu, Agung menyampaikan, jika terdapat beberapa buku kuno yang menjadi artefak dari gereja Immanuel tersebut.

“Seperti blue print gereja Immanuel dan beberapa buku tua yang diterbitkan di Indonesia maupun Belanda ikut menjadi bagian artefak mereka (Gereja Immanuel),” tandasnya.

Perlu diketahui, dua kitab dengan berat masing-masing 5 Kilogram itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Malang pada tahun 2018 lalu.(der)