Mendikbud Ajak Sekolah Ikut Perangi Impor Buah

Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Balitjestro Kota Batu, Rabu (1/8). (Aziz Ramadani/MVoice)
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Balitjestro Kota Batu, Rabu (1/8). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Program Sekolah Mandiri Produksi Tanaman Sayur dan Buah Edukasi (Smarts-Be) resmi dibuka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Rabu (1/8).

Program bekerja sama South East Asian Regional Center For Tropical Biologi (Seameo Biotrop) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) ini diyakini mampu meningkatkan life skill anak didik.

Dalam sambutannya, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, program ini bagian dari program untuk SMA/SMK yang dicanangkan bersama Presiden Joko Widodo. Tepatnya merujuk Inpres No.9 Tahun 2012. Pihaknya pun menyambut baik dan berharap ada keberlanjutan.

“Kami harap sekolah-sekolah, terutama SMK pertanian jadi tempat diseminasi atau riset buah. Khususnya jeruk ini yang terus berbuah, tidak menurut musim,” kata Muhadjir.

Buah dipilih bukan tanpa sebab. Menurutnya hal ini berintegrasi dengan misi pemerintah untuk menekan masuknya buah-buah impor.

“Ya ini kalau tidak mau terus dijajah produk pertanian negara tetangga. Permintaan pasar pun harus dipenuhi dan ajeg (terus-menerus),” sambung pria juga Presiden Seameo Biotrop ini.

Direktur Seameo Biotrop Irdika Mansur menambahkan, program ini melibatkan 30 sekolah SMA/SMK khususnya di bidang pertanian. 30 sekolah merupakan hasil seleksi ketat dari ratusan sekolah di Indonesia. Salah satu SMKN 2 Batu ikut dalam program ini.

“Kami kemudian beri pelatihan tentang pembangunan kebun intensif, pananganan serta sertifikasi buah. Tujuannya untuk menghasilkan sayur dan buah sepanjang musim,” kata Irdika.

Paling penting, lanjut dia, bagaimana memahami budidaya intensif tersebut dari hulu-hilir. Termasuk marketing. Sehingga menghasilkan produk yang kompetitif.

Sehingga diharapkan para peserta pelatihan dapat belajar dan memahami konsep teknik budidaya secara intensif, pengelohan hasil produk turunan, sampai pada peluang pasar untuk menyongsong era industri 4.0.

“Ini baru tahap awal. Nanti sekolah terpilih ini punya tugas menularkan ke sekolah lain dan masyarakat sekitar,” pungkasnya.(Der/Aka)