Mbois Puol… Pria ini Ubah Sampah Botol Plastik Jadi Mainan Apik

Taufiq Saleh Saguanto (35), sedang memamerkan diecast dari botol plastik minuman bekas. (deny)
Taufiq Saleh Saguanto (35), sedang memamerkan diecast dari botol plastik minuman bekas. (deny)

MALANGVOICE – Siapa sangka, botol bekas plastik yang dibuang di jalan atau tempat sampah bisa berubah menjadi barang berharga. Seperti yang dilakukan M Taufiq Saleh Saguanto (35).

Bapak tiga anak yang tinggal di Perum Alam Dieng Residence, A-1, Pisang Candi, Blimbing, Kota Malang, itu bisa mengubah botol plastik bekas menjadi mainan baru.

Model diecast atau mainan miniatur berbahan plastik itu kini semakin diseriusi Taufiq Saguanto. Berbagai macam model mainan seperti becak, helikopter, sepeda motor hingga robot, sudah berhasil ia ciptakan. Padahal Taufiq sendiri berbasic pengusaha konveksi.

Kepada MVoice Ia menceritakan, awal ide itu muncul tidak sengaja. Berdasar pada kepedulian terhadap lingkungan dan dampak pencemaran botol plastik yang sangat merugikan. Daur ulang botol plastik dirasa tidak maksimal, berbeda dengan bahan lain.

Karena itu, akhir 2015 silam, ia mencoba mengumpulkan barang bekas yang tak terpakai, mulai dari mainan anaknya hingga sampah botol. Seketika itu ia memilah barang yang masih bisa digunakan, hingga ia bentuk menjadi sebuah miniatur lokomotif.

“Waktu itu tidak sengaja saja, lha kok ternyata bisa. Akhirnya jadi sampai sekarang,” katanya, Kamis (25/8).

Setelah itu, banyak model diecast yang ia kembangkan dan mulai rumit. Ia mengaku, satu model bisa menghabiskan waktu dua sampai empat jam tergantung kesulitan. Karena kebutuhan, bahannya pun tak hanya botol minum saja. Ia bisa menggunakan botol sampo, bedak, botol oli hingga setrika rusak.

Seperti membuat model klasik, Taufiq hanya perlu satu buah botol bekas untuk jadi body, ditopang plastik bekas pengait pakaian sebagai chasis. Di bagian roda, empat dasar botol dipotong dan semua ditempel menggunakan lem tembak.

Untuk warna, Taufiq sengaja hanya melapisi dengan cat hitam, alasannya kalau dijual, warnanya bisa diubah sesuai keinginan.

“Jadi harus hapal karakter botol, nanti jadi desain mengikuti,” katanya sambil menunjukkan ruang kerja di lantai dua rumahnya.

Lulusan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) jurusan Manajemen itu, mengaku pernah ada yang membeli produknya dengan harga Rp 500 ribu. Saat itu ia hanya iseng memasang foto di akun Instagram dan Facebook. Lantas, sejak dua bulan terakhir ia semakin rajin pamer di media sosial.

Harapannya, kata pencipta merek Hot Bottles itu, dengan kreasinya bisa memancing ide kreatif lain untuk mengurangi sampah plastik yang merugikan. Ia tak akan menolak bila ada yang mau belajar memanfaatkan sampah plastik bekas.

“Impian saya itu, sedikit kampanye stop botol plastik dan Malang punya museum sampah. Semua hasil kreativitas seniman dipajang di sana,” harapnya.

Kini, ia sedang mengerjakan karya luar biasa, membentuk botol plastik menjadi robot raksasa mirip Iron Man setinggi 2 meter. Model itu menghabiskan ratusan botol selama empat hari pengerjaan. “Kalau yang itu masih lama, karena saya kerja sendiri,” tutupnya.

Ketiga anak Taufiq, sekarang ikut membantu kerja sang Abi, sapaannya di rumah. Setiap pulang sekolah, atau bermain selalu membawa sampah botol plastik bekas dari jalan. Mereka tak ada rasa minder atau gengsi. “Semuanya saya ajarkan untuk peduli lingkungan dengan cara lain. Semua pasti ada hasilnya di masa mendatang,” imbuhnya.

“Intinya, kalau kita mau pasti bisa. Jadi kreatif atau pengusaha tak perlu biaya besar. Hal semacam itu, pasti banyak orang lain bisa tapi tetap perlu perhatian serius dari pemerintah daerah,” tutupnya.